Thursday 17 July 2014

Aku Dan Anjingku



Setelah berkeliling komplek perumahan bersama dua anjingku (Bobby & Candy) aku selalu mencuci kaki mereka. Dan merekapun sudah paham dan pasrah membiarkan aku memcuci kaki mereka. Tetangga yang jalan pagi tertawa melihatnya. Bobby dan Candy membuat aku dan suamiku jadi sering bertegur sapa dengan mereka. Hampir seluruh penghuni mengenal kami walau kami terhitung orang baru di sini.

Tetangga kami jarang menanyakan hal peribadi kepada kami. Kami bertegur sapa hal hal yang umum. Hal ini sangat kami sukai sebab terlalu akrab terkadang membuat kita menjadi jauh. Seperlunya saja, itu lebih baik. Sepertinya masing masing saling menjaga privacy, I love that:)

Dari sekilas yang aku dengar ketika aku berjalan pagi bersama dua makhluk setia ini, tetangga “menuduh” aku dan suamiku orang Dayak Kadazan dari Sabah. Aku paham sebab bagi tetangga kami yang hampir keseluruhan beretnis Cina tidak mungkin orang Islam akan memelihara anjing. Yang mereka tahu orang Islam tidak suka dan benci kepada anjing sebab anjing adalah najis.

Mereka tidak salah, sebab mereka tidak tahu adanya perbedaan pandangan (madzab) dalam Islam mengenai anjing, jangankan mereka yang beragama Islampun belum tentu tahu tentang perbedaan pandangan ini.

Kami membawa Bobby & Candy pindah dari Indonesia ke Malaysia dengan penuh tantangan dan resiko. Sebelum kami berangkat, ada beberapa kawan menyarankan untuk memberikan mereka kepada orang yang sayang anjing. Membawa mereka hanya akan menyusahkan kami, itu menurut pandangan beberapa orang. Kami hargai pendapat mereka.

Resiko lain adalah rumah kami tidak akan didatangi oleh saudara muslim. Dan itu nyata terjadi. Hanya seorang saja sahabat kami yang muslim datang berkunjung ke rumah bahkan membawakan makanan untuk Bobby & Candy. Beliau seorang seniman ternama dan memiliki darah keturunan bangsawan Arab. Selebihnya yang datang kawan kawan beretnis Cina. Alhamdulilah.

Bobby & Candy adalah makhluk ciptaan Tuhan. Tidak mungkin Tuhan menciptakan sesuatu tanpa memiliki manfaat bagi kehidupan. Bagi kami Bobby & Candy adalah amanah dari Tuhan. Tidak mungkin kami menelantarkannya begitu saja, apa salah mereka? Mereka selama ini telah menemani hidup kami dengan penuh ketulusan dan kesetiaan.

Dalam perjalanan hidup kami berbagai pengkhianatan dan ketidaksetiaan telah kami temui dari manusia disekeliling kami tapi bersama anjing kami menemukan ketulusan tanpa bergantung pemberian dan kesetiaan tiada batas, hanya nyawa yang akan memisahkan kami dari mereka. Akankah kami sanggup meninggalkan mereka?

Orang boleh saja mengatakan kami gila, tidak waras atau kurang kerjaan. Dari anjing kami belajar arti sebuah ketulusan dan kesetiaan. Candy yang baru berumur 6 bulan ketika kami bawa pindah ke Kuala Lumpur. Dia begitu setia menemaniku kemanapun aku melangkah. Berjalanpun diluar dia bisa tanpa rantai, dia akan setia berjalan di sebelahku. Dia tidak pernah menyusahkanku. Bobby sekarang sudah berusia 7 tahun, uban di dagunya sudah banyak, dia pejantan tangguh, meski badannya kecil tapi sangat bisa menjaga rumah. Bahkan ketika kami tidak ada dirumah Bobby yang menjadi baby sitter untuk Candy.

Ketika aku bersedih dan menangis, mereka ikut bersedih bahkan mengeluarkan airmata mereka bersamaku. Candy akan berlari ke atas pangkuanku sambil menangis bukan menyalak, dia seperti ingin memelukku tapi tidak bisa. Bobby akan berdiri dan meletakan kakinya di atas lututku. Mereka ada bersamaku, mereka tidak hanya berharap makanan dariku. Tidak diberi makananpun ketika makanan mereka habis, mereka tetap patuh dan setia. Tidak pernah berubah. Bagi sebagian orang, mereka hanyalah anjing yang najis (kotor) tapi bagi kami mereka bukanlah sekedar anjing tapi makhluk hidup yang memiliki hati dan jiwa.

Dikisahkan Nabi Musa suatu kali diperintah oleh Allah utk mencari sesuatu benda/ barang/makhluk yang lebih rendah derajad dari manusia, maka Nabi Musa melaksanakan perintah tersebut. Setelah sekian lama Nabi Musa mencari tapi tak kunjung dijumpainya suatu benda/ makhluk yang lebih rendah derajatnya dari dirinya. Allah memerintahkan untuk mencari lagi. Nabi Musa mencari lagi sesuai perintah Allah. Pada suatu ketika Nabi berjumpa dengan seekor bangkai anjing yang sudah membusuk penuh ulat. Diangkatnya bangkai anjing tersebut tapi kemudian diletakkan kembali. Dalam hati nabi Musa berpikir, "tidak mungkin bangkai anjing ini lebih mulai dariku". Nabi Musa tidak menemukan sesuatu apapun di dunia ini yang lebih rendah darinya. Nabi Musa meminta maaf kepada Allah bahwa dia tidak dapat melaksanakan perintah Allah dan menceritakan bahwa bangkai anjingpun blm tentu lebih rendah derajatnya dari dirinya. Allah berkata, Hai Musa jika kau ambil bangkai anjing tersebut dan membawanya kepadaku serta mengatakan ia lebih rendah darimu maka akan kucabut kenabian dan kerasulanmu. Allah tdk pernah merendahkan ciptaanNYA. Manusialah yg sewenang wenang terhadap makhluk lain.

Seorang Nabi dan Rasul saja tidak pernah mengatakan bahwa lebih tinggi derajadnya dari anjing? Aku sungguh tidak mengerti kenapa ada manusia biasa begitu membenci makluk ciptaan Tuhan? Bahkan aku tidak berani membuka laman home di FB karena terlalu banyak aku dapati penyiksaan terhadap anjing. Silahkan berpandangan anjing najis (kotor) tapi tidakkah bisa membiarkan mereka hidup tenang tanpa kita menganggu mereka?

Ada yang mengatakan anjing itu najis (kotor) tapi mereka memakan daging mereka. Yang hanya karena mitos itu untuk kekuatan seks? Astagafirullah..

Ada yang menyiksa dan membunuh mereka karena mereka najis (kotor) lalu memburu mereka tanpa ada rasa kasian sedikitpun. Aku tidak dapat menguraikan satu persatu penyiksaan apa yang dilakukan oleh manusia kepada mereka. Karena untuk melihat gambar di Fbpun aku tidak sanggup, apalagi menceritakan dengan detail penyiksaan itu, hati terasa panas terbakar, sakit bagaikan tubuhku yang disiksa. Aku merasakan tubuhku yang disiksa. Aku merasakan kesakitan yang mereka rasakan pada tubuh mereka.

Setiap hari aku berdoa kepada Tuhan untuk menyadarkan manusia. Untuk tidak berbuat sewenang wenang kepada makhluk yang lainnya. Kita sebagai umat muslim tidak hanya menjaga hubungan habluminanlah (Tuhan), Habluminanas (manusia ) tapi juga dengan Habluminanlam (Alam : Tumbuhan dan hewan). Mari kita didik masyarakat kita untuk bersikap yang lebih baik lagi kepada anjing, apapun pandangan mereka yang jelas agama kita tidak pernah ajarkan kita untuk menzolimi makhluk lain.

Aku berterima kasih kepada kawan kawan penyayang anjing yang muslim maupun non muslim. Kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup telah menyatukan kita tanpa sekat sekat agama ataupun suku. Hati penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup telah mencairkan semua perbedaan. Kepada teman teman yang berjuang menyelamatkan anjing jalanan dan menyelamatkankan anjing dari penyiksaan manusia, semoga kalian terus diberik ketabahan, kesabaran dan kekuatan untuk terus berjuang untuk terus menebarkan virus kasih sayang sesama makhluk hidup.


Salam Goyang Buntut Untuk Kalian Semua..



No comments:

Post a Comment

Bobby, sang pelipur lara telah pergi untuk selamanya...

Bobby in loving memory Jiwa yang baik telah pergi Rabu, 26 Desember 2018. Bobby pergi dalam usia 13 tahun dengan berbagai probl...