Thursday 17 April 2014

BUKAN SEKEDAR ANJING, TAPI MAKHLUK YANG BERNYAWA..



Berita pemusnahan dengan di Euthanasia (suntik mati) 31 anjing ras oleh petugas dari Kantor Karantina Pertanian Terpadu Wilayah Kerja Gilimanuk, Kabupaten Jembarana, Bali, Selasa 15 April 2014 sangat mengejutkan banyak pihak terutama para pecinta hewan.

"Pemusnahan" dilakukan karena tidak ada pihak yang bertanggung jawab untuk melengkapi dokumen dan waktu 24 jam. Menurut informasi dari media,  petugas sudah menghubungi pihak yang tertera dalam kotak kotak pengiriman anjing tersebut tapi tidak dapat dihubungi. Oleh karena tidak dapat menghubungi siapapun maka diambil keputusan untuk disuntik mati karena tidak mau ada wabah rabies.

Pertanyaannya, apakah 31 anjing itu sudah di test darah mereka? apakah mereka sudah confirm (pasti ) terkena rabies? dan apakah orang yang "berbisnis" anjing itu akan menjual anjing yang rabies? dan apakah ada pembeli yang mau membeli anjing yang terkena rabies???

Ok, Petugas melakukan tugasnya, sesuai prosedur. Sesuai peraturan dan hukum. Tindakan menjalankan tugas memang harus dilakukan. Tapi apakah tidak ada "sedikit" saja ada pertimbangan lain sebelum memutuskan untuk "membantai " mereka secara masal? apakah yang menjalankan aturan dan hukum itu kering akan hati nurani? Atau karena mereka hewan? Ya, memang mereka hanyalah seekor anjing. Meski mereka hanyalah anjing tapi mereka juga memiliki nyawa. Mereka memiliki hak untuk hidup di dunia ini.

Sebelum "membantai" mereka, apakah tidak terpikir untuk menghubungi grup pecinta hewan yang banyak di dunia maya? saya yakin para petugas itu memiliki account di media sosial, dan tinggal mencari grup tersebut maka dengan mudah didapatkan. Tidak akan mengeluarkan biaya sedikitpun untuk iklan yang mahal. Yang diperlukan adalah HATI yang penuh kasih terhadap sesama. Dengan menuliskan di dunia maya maka akan banyak orang memberikan donasi untuk biaya test darah mereka sebelum diputuskan untuk dibantai.

Jika petugas tidak mau repot melakukan test darah, cukup diumumkan di media sosial bahwa 31 anjing tersebut tidak ada yang bertanggung jawab dan Bali tidak mau ambil resiko, maka misalnya : Cukup umumkan di media sosial bahwa 31 anjing ras dikirim tanpa dokumen dari Surabaya/Jakarta dan anjing-anjing tersebut dikirim balik ke Surabaya/Jakarta, siapa saja yang mau mengadopsi dipersilahkan mengambil di pelabuhan Surabaya/Jakarta. Saya yakin akan banyak orang yang mau memelihara mereka. Iklan di media sosial itu gratis,  tidak ada biaya iklan lagi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah. Itulah dahsyatnya dunia maya. Orang orangpun akan menaruh hormat atas kepedulian Dinas Pertanian dan Kehewanan Bali.

Kalau petugas "menyalahkan" kenapa si pengirim tidak melengkapi dokumen sebelum mengirim mereka. Maka hanya akan debat kusir jadinya. Masing masing akan mencari pembenaran. Jika si pengirim itu orang yang "bertanggungjawab" dan tidak hanya memikirkan hanya keuntungan maka orang tersebut tentu tidak melakukan itu. Lalu, apakah jika si pengirim lari dari tanggung jawabnya karena takut kena denda atau tidak mampu membayar tebusan lalu diambil keputusan untuk "membantai" mereka? para anjing itu harus bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan manusia untuk mereka?? manusia yang dapat untung untuk memperdagangkan mereka, manusia yang menikmati duitnya lalu anjing anjing itu yang menangung akibatnya??apakah anjing itu bisa berbicara untuk membela diri mereka???, tindakan suntik mati ini terlalu cepat diambil, para petugas yang melakukan adalah manusia yang hatinya kering kerontang dengan kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup. Saya amat sangat menyesalkan dan kecewa atas suntik mati terhadap anjing anjing tersebut. Tidak adakah solusi lain sebelum "membantai" mereka?

Kemudian, adakah pengirim tersebut sudah diselidiki? dan diberi hukuman? jika hanya dengan membunuh anjing anjing itu apakah semua masalah selesai? jika begitu, maka kejadian akan terulang kembali karena tidak ada efek "jera" kepada si pengirim? lalu apakah prosedur yang dilakukan sudah benar menurut hukum terhadap perlindungan hewan? jika mereka memang benar-benar 100% kena rabies maka tentu tidak akan melanggar perlindungan terhadap hak hidup hewan? apa sudah ada test darah yang membuktikan mereka terjangkiti rabies?

Kejadian ini sangat membuat saya sangat sedih dan menangis melihat gambar gambar di internet para petugas yang tertawa tawa dan mengambil gambar saat pembantaian itu dilakukan. Saya sungguh tidak sanggup melihat video yang beredar. Badan saya gemetar, dada saya sesak menahan rasa sakit yang amat pilu membayangkan anjing anjing tidak berdosa itu di"habisi" begitu saja. Dimana hati nurani mereka? mereka melakukan itu sama sekali tidak menampakkan rasa iba dan kasihan sedikitpun. Astagafirullah al azim. Allah SWT tidak pernah merendahkan dan menghina ciptaanNYA. Kenapa manusia dapat berubah menjadi penjagal penjagal pencabut nyawa terhadap mahklukNYA? Saya membayangkan betapa lelahnya para anjing itu tetapi sesampai ditujuan bukan makan dan minum yang mereka dapat, tapi manusia manusia yang telah menjelma menjadi penjagal penjagal pencabut  nyawa telah menanti mereka untuk menyabut nyawa mereka dengan kejam.

Yang membuat saya lebih terpukul lagi adalah, kejadian itu di Pulau Bali. The Island of Gods. Di sana saya pernah tinggal, bersekolah, kuliah dan bekerja. Tempat di mana keluarga saya berkawin campur dengan orang Bali. Bali adalah kampung buat saya meski saya bukan orang Bali asli. Saya mencintai Bali dan semua orang mencintai Bali. Siapa yang tidak jatuh cinta dengan Bali? Bali yang dikenal cinta damai.  Bali yang selalu saya rindukan meski sekarang saya berada di negeri orang. Bali selalu membuat hati saya damai dan tenang. Bali yang masyarakatnya luar biasa, adat istiadat yang dijunjung tinggi. Masyarakat Bali tidak pernah memusuhi anjing, masyarakat Bali ramah terhadap alam. Masyarakat Bali hidup rukun dengan alam. Masyarakat Bali selalu setiap pagi, siang dan malam melakukan ritual doa dan persembahan untuk alam, berterima kasih kepada alam beserta isinya. Bali bukan pulau yang "membantai" hewan.

Anjing, memanglah seekor hewan. Tapi mereka memiliki nyawa, sama seperti kita manusia.  It is not just a dog. Its a living being with a heart and soul...

Dunia ini sungguh kejam terhadap anjing. Mereka direndahkan, dihina oleh manusia, hanya karena mereka najis. Najis (kotor) itu ada di dalam hati manusia. Kotor (najis) anjing dapat dibersihkan, tapi kotornya hati manusia tidak dapat dibersihkan oleh air, debu atau tanah sekalipun

Masalah rabies yang pernah dulu terjadi di Bali dan ada korban manusia, mungkin ini salah pemicu atas peraturan pemusnahan, namun bukankah yang dimusnahkan adalah anjing yang terkena rabies? Lalu apakah 31 anjing itu sudah confirm (pasti) terkena rabies? sehingga mereka dibantai masal?

Pencegahan rabies adalah dengan cara memberikan vaksin kepada anjing anjing jalanan (stray dog). Tentu pemerintah tidak akan memiliki anggaran biaya untuk semua itu. Maka Dinas Pertanian dan Kehewanan dapat  melakukan kerjasama dengan grup pecinta hewan dan masyarakat untuk mencari donasi untuk memberikan vaksin kepada stray dog.

Usulan untuk Dinas Pertanian dan Kehewanan Bali untuk membuat program donasi untuk stray dog kepada masyarakat dan turis. " BALI PERDULI ANJING JALANAN' / "BALI CARE FOR STRAY DOG"  Saya yakin akan banyak sumbangan yang didapat, apalagi Bali adalah tujuan wisata nomor satu di Indonesia. Saya yakin akan menambah kagum masyarakat dunia kepada BALI, tidak hanya memiliki keindahan alam, adat istiadat yang menarik tapi juga memiliki masyarakat yang perduli pada hewan. Pasti akan banyak turis asing mau mengadopsi "stray dog" dari Bali, jikapun tidak di bawa pulang ke negara mereka maka mereka dapat menjadi donatur tetap bagi anjing anjing tersebut sehingga mereka bebas penyakit.

Membunuh anjing rabies adalah hal terakhir dilakukan, yang perlu dilakukan adalah  PENCEGAHAN. Pemerintah, Grup Pencinta Hewan dan masyarakat dapat bekerja sama. Hal ini juga dapat dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Kehewanan di tempat lain. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, libatkan masyarakat. Sosialisasikan mengenai anjing kepada masyarakat itu adalah tugas pemerintah dan masyarakat agar seluruh lapisan masyarakat memahami bahwa anjing juga memiliki tempat di negara ini, di dunia ini.

Marilah kita berbagi dunia ini dengan mahkluk Tuhan yang lainnya. Marilah kita ciptakan damai di Bali, di Indonesia dan di dunia ini. Dunia ini diciptakan oleh Tuhan untuk kita hidup berdampingan dengan mahkluk Tuhan yang lain. Tuhan tidak ciptakan dunia HANYA untuk manusia saja tetapi juga untuk hewan dan tumbuhan.

Anjing bukan mahkluk yang tidak bermanfaat. Anjing berjasa mencari mayat mayat ketika bencana alam, anjing dapat mencari narkoba, anjing dapat membantu orang buta dan lumpuh. Bahkan seekor anjing menyelamatkan bayi manusia yang dibuang oleh ibunya dan dipeluknya untuk diberi kehangatan sebagai seorang ibu. Mana yang memiliki sifat keibuan? anjing atau manusia?

Saya menghimbau kepada semua Dinas Pertanian dan Kehewanan untuk tidak mengambil tindakan euthanasia (suntik mati) kepada anjing atau hewan yang lain sebelum ada kepastian mereka terjangkiti rabies atau penyakit lain. Jika ada kasus serupa terulang kembali, pengiriman tanpa dokumen, mohon umumkan di media sosial sehingga negara tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya iklan, tolong umumkan kepada masyarakat, mintalah masyarakat bekerjasama membantu biaya test darah atau mengadopsi mereka. Jangan bebankan kesalahan penjual hewan kepada para hewan yang tidak tahu apa apa. Mereka hewan dan kita manusia. Tolong, jangan dengan mudah mencabut nyawa mereka dengan semena semena...mereka juga makhluk Tuhan. Kita manusia bukan malaikat pencabut nyawa.

Adakah keadilan akan didapat oleh anjing anjing yang teraniya ini? akankah hukum akan berjalan?

Untuk 31 anjing yang telah di suntik mati di Bali..Rest In Peace (RIP), beristirahatlah dengan tenang di sana kawan..kalian sudah bersama pencinta kalian yang mengasihi kalian tanpa membedakan  kalian dengan mahkluk lain. DIA tidak pernah merendahkan kalian sebagai ciptaanNYA.  Bermainlan, berlarilah sepuas kalian di sana, tidak akan ada lagi yang menyiksa dan menyakiti kalian di sana. Kirimkan salamku untuk Bobby, BB, BJ dan Boy di sana, mereka telah duluan ada di sana..kalian baik baik di sana ya... meski kalian hanyalah anjing tapi aku menyayangi kalian semua karena kalian denganku sama sama Ciptaan Tuhan.

Sumber : http://regional.kompas.com/read/2014/04/16/0925163/31.Anjing.Ras.Disuntik.Mati.di.Bali

Catatan : Saya paham bagi yang beragama Islam maka anjing adalah Najis.  Najis (kotor) itu ada di dalam hati manusia. Kotor (najis) anjing dapat dibersihkan, tapi kotornya hati manusia tidak dapat dibersihkan oleh air, debu atau tanah sekalipun. Saya seorang muslim. Sejak kecil saya diajarkan oleh kedua orangtua saya untuk mengasihi sesama mahkluk Tuhan.  Saya tidak pernah  menerima ajaran agama saya untuk menyakiti anjing. Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. 

#RIP#doggies#

God looks not at your forms, nor at your deeds, but He looks at your heart (RUMI)

Salam Goyang Buntut Untuk Semua Pecinta Hewan/Anjing



Kuala Lumpur, 18 April 2014



Thursday 10 April 2014

Thanks from Browny & Cleva..:)


English Version

To continue the story of Browny & Cleva the two cute puppies who abandoned in the street. Wednesday April 2, 2014 we took Browny & Cleva to animal hospital at UPM. Browny was diagnosed by a doctor that he infected by parvo virus so it should be treated in the veterinary hospital for one week. At that time Cleva was still active, no symptom of viral infection, so Cleva just got immune booster and vitamins from the doctor. Despite already taking medication and vitamins, finally Cleva had been infected as well. On Thursday night Cleva began vomiting and diarrhea, so on Friday morning we took her to to the hospital to get medical treatment. We do not think the cost of that time, not because we have a lot of money, but we just want to save their lives. Although they are just a dog, but their lives remains a life given by God. We see them as living beings with a heart and soul.

On Monday, April 7, 2014 we took Browny from hospital, and following days Cleva as well (Thursday, April 10, 2014). Now they are healthy and active again. They are very excited to go “home”. We are very happy to see them in a good condition. Doctors have scheduled them for vacination on Monday, April 21, 2014. So we will bring them to veterinary Hospital in UPM on April 21, 2014.

The only donations we receive is from the Inclusive Mosque Initiate (IMI). IMI is a community that concern on the important of value of love, respect, compassion, equality, ethics and justice in politics/economics/social/cultural/sexual spheres. IMI has provided donations for medical expenses of Cleva & Browny RM 720. Thank you for your sincerity and quick response in helping and save Browny & Cleva's life. IMI people has participated in helping Browny & Cleva from parvo infection. If there are parties that have helped and we have not mentioned her/his name, please let us know. To friends who had prayed for Browny & Cleva, and friends who help us to find people who want to adopt Browny & Cleva, many thanks for your kindness. 
 
The total cost for Browny & Cleva's treatment was RM 773.64. It is not included vaccine cost, that would be arround RM 100 for both of them. So al together will be RM 873.64. The cost of Browny's medical treatment was RM 364.63 ( already settled by us) and Cleva's RM 401.01 (settled by IMI donation). So the balance of IMI donation at the moment is RM 329,01 and we will use for their vaccination (RM 100) also food supply for a month (about RM 50). Then the final balance will be RM 179,01 which will return back to IMI. All the receipt slips will be sent in detail to IMI that has helped us.

Until now there is nobody willing to adopt them yet, there are some people who want to adopt them but they refuse to adopt Browny & Cleva after they know that they are not breeds dogs. Poor Browny & Cleva have been discriminated just because they are local dogs. We want to keep them but we already have two dogs named Candy & Bobby that we brought from Indonesia. More that that we are not Malaysian citizen and we are still renting a house here. So it will be difficult for us to keep 4 dogs. There are a lot friends from Indonesia who want to keep them but the cost of document and delivery estimated more than RM 1000.

We do hope, that there will be people in Malaysia who want to adopt them and loving them regardless of their breed. Animal lover, will not see animals based on the “elitness” of breeding, but rather sincerely want to save and take care of animals. We are still accepting donations for the costs of food Browny & Cleva until they are find someone out there who willing to adopt and love them with passion. In the meantime we asked our security guard in our housing complex to keep them under our supervision. That security has no ability to give food, the cost of treatment and also the vaccine. Cleva also need to be nautered before she reach 6 months old as the doctor said. According to the doctor, they estimated them is 3 months old. Hopefully Browny & Cleva will get a “home” that filled with compasion for them. May God send angels to help them again..

Lets share our heart, our space and this world with animals and plants. This world is created by God for us to share & love each others as a living being.


The Real dirt is not outside, but inside, in our hearts. We can wash all stain with water. The only one we can't remove is the grudge and the bad intentions sticking to our beasts( Shams Tabrizi)

You can only learn to love by loving (RUMI)

Love and tenderness are qualities of humanity (RUMI)

**********

Bahasa Indonesia

Terima Kasih dari Browny & Cleva

Melanjutkan kembali kisah Browny & Cleva dua anak anjing lucu yang terlantar di jalan. Hari Rabu 2 April 2014 kami membawa Browny & Cleva ke rumah sakit hewan UPM. Browny di diagnosis oleh Dokter terkena virus parvo sehingga harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Cleva masih sehat, sehingga hanya diberi obat dan vitamin oleh Dokter. Meski sudah minum obat dan vitamin ternyata Cleva sudah tertular virus dari Browny, hari kamis malam Cleva mulai muntah dan diarea, jumat pagi kami membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Kami tidak memikirkan biaya saat itu, bukan karena kami memiliki banyak uang, akan tetapi kami hanya ingin menyelamatkan nyawa mereka. Meski mereka hanyalah seekor anjing, tapi nyawa mereka tetaplah sebuah nyawa yang diberikan oleh Tuhan. Kami melihat mereka sebagai makhluk hidup yang memiliki hati dan jiwa.

Satu satunya donasi yang kami terima dari komunitas yang bernama Inclusive Mosque Initiate (IMI). IMI adalah sebuah komunitas yang memiliki philosopy menghargai dan menaburkan cinta, hormat, kasih sayang, kesetaraan, etika dan keadilan dalam bidang ekonomi/politik/sosial/budaya/sphera seksual. IMI telah memberikan donasi untuk biaya pengobatan Browny & Cleva sebesar RM 720. Terima kasih atas keikhlasan dan respon cepat dari IMI dalam membantu menyelamatkan nyawa Browny dan Cleva. IMI berisi orang-orang yang berhati mulia yang dkirim Tuhan untuk menyelamatkan nyawa Browny & Cleva. Jika ada pihak yang telah membantu dan belum kami sebutkan namanya, silakan mengontak kami.

Hari Senin, 7 April 2014 kami telah mengambil Browny dari rumah sakit kemudian menyusul Cleva pada hari Kamis, 10 April 2014. Mereka sudah sehat dan aktif kembali. Mereka sangat gembira dibawa “pulang”. Dokter telah menjadwalkan mereka untuk diberi vaksin pada hari Senin, 21 April 2014. Kami sangat gembira melihat keadaan mereka. Biaya pengobatan Browny & Cleva keseluruhannya adalah RM 773.64 belum termasuk biaya vaksin mereka yang diperkirakan RM 100, sehingga total keseluruhan adalah RM 873.64. Ini detail biaya pengobatan Browny & Cleva. Browny RM 364. 63 ( Kami yang menanggung biayanya). Cleva RM 409.01 ( dibiayai oleh IMI). Kwitansi pembayaran akan kami kirimkan kepada IMI. Mengenai sisa uang dari IMI akan kami pergunakan untuk vaksin mereka dan juga membelikan persedian makanan untuk satu bulan, sisanya akan kami kembalikan kepada IMI.

Kepada teman teman yang telah membantu mendoakan Browny & Cleva, kami ucapkan banyak terima kasih, juga kepada teman teman yang membantu mencarikan orang untuk mengadopsi Browny & Cleva. Sampai saat ini belum ada yang mau mengadopsi mereka, ada beberapa orang yang mau mengadopsi mereka tapi mereka menolak Browny & Cleva karena mereka bukanlah anjing ras. Kasihan Browny & Cleva telah terdiskriminasi karena jenis mereka hanya anjing lokal. Kami ingin memelihara mereka tapi kami telah memiliki Bobby & Candy yang kami bawa dari Indonesia dan kami bukanlah warna negara Malaysia, kami juga masih menyewa rumah di sini.  Kesulitan kami jika memelihara 4 anjing dan kami jauh dari saudara dan teman teman di Indonesia yang selama ini banyak membantu kami. Ada banyak kawan kami dari Indonesia mau memelihara mereka tapi biaya document dan pengiriman diperkirakan RM 1000.

Kami berharap akan ada orang di Malaysia mau mengadopsi mereka dan menyayangi mereka tanpa melihat jenis mereka. Seorang pecinta hewan, tidak akan melihat jenis untuk menyelamatkan dan menolong hewan. Kami masih menerima sumbangan untuk biaya makanan Browny & Cleva sampai ada yang mau mengadopsi dan menyayang mereka dengan tulus. Sementara ini kami meminta security di perumahan kami untuk menjaga mereka di bawah pengawasan kami. Security tersebut tidak ada kemampuan untuk memberikan mereka makan, apalagi biaya pengobatan dan juga vaccine. Cleva juga memerlukan vasektomi sebelum dia berumur 6 bulan. Menurut Dokter, mereka diperkirakan sudah berumur 3 bulan. Semoga Browny & Cleva akan mendapatkan sebuah “rumah”yang dipenuhi oleh kasih sayang untuk mereka. Semoga Tuhan mengirimkan lagi malaikat untuk menolong mereka..

Mari kita bagi hati, rumah dan dunia ini bersama hewan dan tumbuhan. Dunia ini diciptakan oleh Tuhan untuk kita hidup berbagi dan saling menyayangi sesama makhluk hidup.


Najis (kotor) itu ada di dalam hati manusia. Kotor (najis) anjing dapat dibersihkan, tapi kotornya hati manusia tidak dapat dibersihkan oleh air, debu atau tanah sekalipun (Yuhastina Naina)

Friday 4 April 2014

Nasib Anjing “ Kampung”




Kau disiram air panas & minyak panas
Kau dipukul dengan kayu & besi
Kau dilempar batu
Kau dianiya & dizolimi
Kau dibunuh dengan sadis

Mereka memakimu
Mereka membencimu
Mereka merendahkanmu
Mereka menghinamu

Kau hidup dijalanan
Kau makan sisa sampah
Kau tak punya tempat berlindung
Kau kehujanan & kepanasan

Itulah nasib anjing kampung
Tiada yang mau memelihara
Semua memilih anjing “import”
Ah kaupun kena diskriminasi...

Allah SWT tidak pernah bedakan umatnya
Meski manusia membedakanmu
Allah SWT akan tetap mencintaimu
Karena kau ciptaanNYA..

Yuhastina Naina, Kuala Lumpur, 5/04/2014

Puisi ini saya dedikasikan untuk Browny dan Cleva, anjing jalanan (stray dog) berjenis anjing kampung/lokal. Belum ada yang mau memelihara mereka karena mereka anjing kampung..puisi ini juga untuk semua anjing kampung dan juga semua jenis anjing.   Jika ada yang bermaustautin di Kuala Lumpur yang menyayangi hewan tanpa membedakan jenis anjing, sila komen di blog ini. Semoga ada pintu hati yang terbuka untuk mau berbagi kasih sayang dan berbagi dunia ini bersama Browny atau Cleva.  Terima kasih


The Real dirt is not outside, but inside, in our hearts. We can wash all stain with water. The only one we can't remove is the grudge and the bad intentions sticking to our beasts( Shams Tabrizi)

You can only learn to love by loving (RUMI)

Love and tenderness are qualities of humanity (RUMI)






Wednesday 2 April 2014

SAVE BROWNY & CLEVA' S LIFE



English Version

One day about two weeks ago, our security guard in our housing complex got two cute puppies from one of our neighbors. Those two cute puppies, were not vacsinised yet. The security guard is sincerely want to have those pupies. He is very compassion to animals. He kept a lot of stray cats and one time took care of a stray dog, but poisoned by some one then died. His problem for taking care those animals indeed hyond his economic capacity to afford vacination and other animals health care which are very expensive. He asked me to give them a name. I only remember the name of mother and sister of Candy (my dog) in Yogyakarta, Indonesia, then I named them Browny and Cleva.

Browny & Cleva comes to our housing complex on March 20, 2014. They became friends playing with kids in our neighborhood. Their cute faces has a attracted the attention of anyone who see them. The good times of Browny & Cleva has interrupted by their health problem. Monday, april 1, 2014 Browny was vomiting for many time and do not want to eat. In the following days his health is dropping till unable to move. He look so sad, weak and his body temperature is high. We just can't let Browny suffer without medical treatment. On the Wednesday afternoon we took him to the University Putra Malaysia Veterinary Hospital (UVH). We carried Cleva to UVH for vaccination. but the doctor not allowing her to be vacsinised since her brother suspected of viral invection. At that time we just supected if Brony was poisoned as the previous stray dog (named Boy) took care by the security guard. We just don't want Browny & Cleva suffered like him.

The Doctor ask us that Browny need to for several days for medical observation. He has to be quarantied during the observation and given of liquid infussion through his blood vein because he is to weak and posibly sufer from dehidration. Mean while Cleva only got some imune boosters and deworming syrup so she was not hospitalised. But this morning Cleva was vomiting like Browny, she has similar symptom as Browny, who is to day the doctor said that he is invected by Parvo, deadly, virus. Now we are worying Cleva's health since Parvo virus is deadly for animals.

The security guard told us that he is no longer able to keep them regarding his financial situation. Are there any readers in Kuala Lumpur want to keep those two creatures of God who are weak and helples. Browny & Cleva indeed are stray dogs not breeds dog, but we wish someone out there would adopting them. We want to keep them but we already have our Candy & Bobby that we brought from Yogyakarta, Indonesia. It is difficult for us to keep 4 dogs since we have two already, more than that we are not a citizen of Malaysia and our financial ability is also limited. We hope that some one in Malaysia are willing to take care of them and love them with passion.

At the moment the most important is they need for help especially for the cost of the medical expenses. The cost for Browny estimated RM 500. Browny would be out of the hospital on Monday. Now Cleva conditions also weakened and defenseless. The doctor also estimated her cost would be about RM 750. Total costs for both of them would be about RM 1250, we already deposit RM 250 to the hospital. Both of them really need for help. Wherever you are, we're asking your kindness to help Browny & Cleva's life by supporting their medical expenses. Let's save their lives.

They probably are just an animals. But they have a heart and soul like us. They also can feel pain just like us. If anyone is kind enough to provide assistance for medical expenses please contact email: maharatuyuna@yahoo.com or give comments on this blog. Your donation will be transparently informed, included the invoice from hospital. Please save Browny & Cleva. Thank you


 **********
Indonesian/Malay Version

Alkisah, suatu pagi security di perumahan kami yang sangat menyayangi hewan diberi dua ekor anak anjing yang lucu (comel)  oleh tetangga (jiran) kami. Jiran tersebut menemukan dua anak anjing yang lucu (comel), lalu dia bawa pulang dan diberikan kepada security.  Security itu memang seorang yang penyayang terhadap hewan. Dia memelihara banyak kucing terlantar. Tidak diragukan kasih sayang security tersebut. Hanya saja dia tidak memiliki uang untuk memelihara banyak hewan. Dia meminta saya untuk memberi mereka nama. Saya hanya ingat nama dari induk dan kakaknya Candy (anjing saya) yang berada di Yogyakarta, Indonesia, lalu saya beri nama mereka Browny dan Cleva.

Browny & Cleva datang ke perumahan kami tanggal 20 Maret 2014. Mereka menjadi teman bermain anak anak dalam lingkungan perumahan kami. Wajah mereka yang lucu (comel) menarik perhatian siapa saja yang melihatnya. Masa masa indah Brwony & Cleva bermain terganggu oleh sakit mereka. Senin, 1 april 2014 Browny muntah muntah dan mulutnya berbusa. Selasa dia sehat kembali. Rabu dia muntah, dan tidak dapat bergerak. Matanya sayu, tubuhnya lemah dan dia mengigil kedinginan. Kami tidak tega membiarkan Browny sakit tanpa diobati. Sore kemarin kami membawanya ke Klinik Hewan Univeristi Putra Malaysia (UPM), Cleva kami bawa serta untuk diberi vaksin. Kami kawatir mereka terkena racun atau virus. Sebab bulan Februari lalu ada seekor anjing jalanan (stray dog) yang kami tolong tiba tiba mati keracunan, padahal selama seminggu bersama kami dia baik baik saja. Kami tidak ingin Browny & Cleva mengalami nasib yang sama. 

Dokter memutuskan Browny menginap (masuk wad) di rumah sakit dan memerlukan infus karena tubuhnya sangat lemah. Cleva belum boleh untuk di vaksin karena dikawatirkan dia terkena virus, jadi dokter hanya memberinya obat dan vitamin. Namun pagi ini Cleva muntah muntah setelah meminum obat. Kondisinya sama seperti Browny.

Security mengatakan bahwa tidak sanggup lagi memelihara mereka. Adakah pembaca budiman yang berada di Kuala Lumpur terketuk hati untuk memelihara dua makhluk Tuhan yang lemah dan tidak berdaya ini? Browny & Cleva memang hanya "anjing kampung", anjing jalanan (stray dog) pula, tapi kami berharap ada yang mau mengadopsi mereka tanpa melihar ras mereka.. Kami ingin memelihara mereka namun kami sudah memiliki Bobby & Candy yang kami bawa dari Yogyakarta, Indonesia.  Kami kesulitan untuk merawat 4 ekor anjing, terlebih kami bukan warga negara Malaysia dan kemampuan keuangan kami juga terbatas. Kami berharap meskipun mereka bukan anjing "import" akan tetap ada kawan kawan di Malaysia yang mau merawat dan menyayangi mereka dengan tulus.

Namun saat ini yang paling utama dan terpenting mereka sangat memerlukan bantuan untuk biaya rumah sakit (hospital expenses). Biaya untuk Browny diperkirakan RM 500.  Browny akan keluar dari dari rumah sakit hari senin.  Sekarang Cleva kondisi juga melemah dan tidak berdaya. Dokter juga memperkirakan biaya Cleva RM 750. Toal biaya mereka RM 1250, kami sudah beri deposit RM 200. Mereka berdua sangat memerlukan bantuan. Dimanapun anda berada, kami mengetuk hati anda untuk membantu biaya rumah sakit Browny & Cleva. Mari kita bersama sama menyelamatkan nyawa mereka.

Tolong, bantu kami selamatkan makhluk Tuhan ini. Mereka memerlukan kita. Tentunya sesama mahkluk ciptaan Tuhan, kita tidak akan membedakan jenis dalam membantu dan menyelematkan sebuah nyawa. Mereka mungkin hanyalah hewan. Tapi mereka sama seperti kita memiliki nyawa. Mereka juga merasakan sakit sama seperti kita.  Jika ada yang berbaik hati mau memberikan bantuan untuk biaya pengobatan (medical expenses) sila hubungi email : maharatuyuna@yahoo.com atau beri komen pada tulisan ini.  Bantuan uang yang kami terima akan kami publiskasikan dan juga total pengeluaran ( total expenses) untuk diketahui oleh semua bahwa bantuan tersebut tidak kami gunakan untuk kepentingan pribadi tapi hanya untuk Browny & Cleva.  Terima kasih


We took Cleva to hospital this afternoon (Friday March 4, 2014) Medical expenses for her  RM 750

Browny at UPM Vet Hospital ( Wednesday,March 2, 2014)) medical expenses for him RM 500





Mari kita saling tolong menolong sesama mahkluk hidup. Mari kita ciptakan damai di bumi. Dunia ini bukan saja milik manusia, tapi juga hewan serta tumbuhan. Mari berbagi dunia ini dengan mahkluk Tuhan yang lain.

God looks not at your forms, nor at your deeds, but he looks at your heart (RUMI)

#SaveBrownyCleva#




Bobby, sang pelipur lara telah pergi untuk selamanya...

Bobby in loving memory Jiwa yang baik telah pergi Rabu, 26 Desember 2018. Bobby pergi dalam usia 13 tahun dengan berbagai probl...