Thursday 11 September 2014

Siapa yang kebarat-baratan?

Lukisan Me and Bobby

Salah seorang teman di media sosial "menuduh" saya kebarat-baratan. Saya bertanya baik baik apa dasar tuduhannya itu. Menurutnya saya "tidak" paham agama dan meniru gaya hidup orang barat dengan memelihara anjing.

Bagi saya ini sangat mengelikan, bagaimana tidak? dia menuduh saya tidak paham agama, mungkin saya bukanlah seorang ustadzah atau lulusan pesantren, tapi saya belajar agama juga dari orangtua, guru, pada ustad dan juga kawan kawan yang lulusan pesantren serta banyak membaca buku tentang agama, ilmu dapat kita peroleh dimanapun. 

Saya tidak perlu menunjukan kepada orang orang apakah saya beribadah, beramal. Bukankah ketika kita berbuat kesalahan/dosa kita selalu menutupinya?  begitulah menurut saya, jika kita berbuat baik, beribadah dan beramal maka tidak perlu menceritakan kepada orang lain apalagi memamerkannya, Sepandai pandainya kita menyimpan kesalahan maka sepandai pandai itulah kita menyimpan kebaikan. Biarkan Allah SWT yang tahu.

Sependek yang saya tahu Islam adalah agama rahmatan lil alamin, agama yang mengajarkan kasih sayang. Kasih sayang yang tidak hanya terbatas kepada sesama manusia tetapi juga kepada semua makhluk, termasuk anjing. Saya tidak menemukan larangan dalam alquran tentang anjing. Ya, dalam pandangan beberapa madzab besar memang ada beberapa hadis yang menjelaskan tentang anjing. Terdapat pro kontra dalam 4 madzhab besar. Yang menjadi pegangan saya adalah alquran dan saya meyakini seyakinnya bahwa Allah SWT tidak pernah membenci ciptaanNYA apalagi memerintahkan untuk membunuh mereka dengan kejam.

Memelihara anjing bukanlah gaya hidup kebarat-baratan, apakah menyayangi makhluk hidup hanya gaya hidup yang dimiliki oleh orang barat? Jauh sebelum itu Islam sudah mengajarkan kita untuk hidup saling menyayangi sesama makhluk hidup. Anjing diciptakan oleh Tuhan dengan segala manfaat diberikan kepadanya sehingga anjing bermanfaat bagi manusia. 

Menyayangi makhluk hidup lainnya bukanlah gaya hidup barat. Sepatutnya teman tersebut tahu jika memang "lebih" tahu tentang Islam bahwa diharamkan dalam Islam memakai nama suami dibelakang nama kita, sebab berkaitan dengan nazab. Yang patut dipakai adalah nama ayah kita bukan nama suami, itulah yang kebarat-baratan yang memakai nama suami dibelakang nama kita he he he.

Maaf teman, yang tidak suka bergaya barat, menurutku kau yang kebarat - baratan dengan memakai nama suamimu dibelakang namamu.  Suamiku Aris Arif Mundayat, tidak akan pernah berubah namaku menjadi Yuhastina Naina Mundayat, aku bangga dengan nama pemberian orangtuaku tanpa embel embel nama suami. Aku bangga kepada diriku sendiri, tidak akan hidup dibawah bayang bayang suami. Aku akan memakai nama ayahku jika diperlukan. Aku tidak perlu mengikuti Ani Yudhoyono, padahal akan lebih bangga jika memakai Ani Sarwo Edi, kenapa pula mengikuti Michele Obama, Victoria Bechkam? 

Bobby, sang pelipur lara telah pergi untuk selamanya...

Bobby in loving memory Jiwa yang baik telah pergi Rabu, 26 Desember 2018. Bobby pergi dalam usia 13 tahun dengan berbagai probl...