Wednesday 5 November 2014

Rahmat ..kasih sayang..



Ketika kita sedang duduk, berjalan jalan membawa makanan atau makan di sebuah warung/kedai lalu datanglah hewan mendekati kita untuk meminta makanan, entah itu kucing, anjing atau burung.  Kedatangan mereka itu karena Tuhan menuntun mereka untuk datang kepada kita. Mereka bukan datang karena  kita memiliki makanan akan tetapi karena hati kita memiliki rahmat (kasih sayang) dan berada di dekat kita mereka merasa tenang dan aman.

Kitapun manusia mencari dan mendekatkan diri pada rezeki, begitupula mereka mendatangi kita karena mereka merasakan kasih sayang (rahmat) di dalam hati kita sehingga segala ketakutan mereka hilang dan berganti dengan ketenangan.

Kasih sayang bukanlah sebuah kemewahan yang sulit untuk dibagi kepada setiap mahkluk. Kasih sayang tidak memerlukan uang. Yang diperlukan adalah hati yang tulus ikhlas.

Singapura, 24 Oktober 2014

#kasihsayangsesamamakhluk#

Thursday 2 October 2014

Terima Kasih 50 ribu Pembaca:)


Apa kabar pembaca yang budiman?

Kali ini saya ingin menyapa pembaca blog saya yang sederhana ini untuk mengucapkan jutaan terima kasih karena telah sudi meluangkan waktu untuk mampir dan membaca tulisan tulisan yang sangat sederhana ini. Terima kasih juga kepada para follower (pengikut) yang sudi berteman dengan saya. 

Jutaan terima kasih juga saya ucapkan kepada yang memberikan komentar pada tulisan tulisan saya. Komentar komentar anda membuat saya semakin bersemangat.

Blog ini saya mulai sejak tanggal 16 Juni 2013, bukan untuk meluangkan waktu saja tapi memang ingin belajar menulis. Saya bukanlah seorang penulis handal. Oleh karena itu mohon dimaafkan jika tulisan saya dalam blog ini tidak sebagus penulis penulis hebat.

Pada hari ini, 3 Oktober 2014 setelah setahun lebih blog ini sudah dibaca oleh 50 ribu pembaca. Alhamdulilah. Tulisan tulisan saya yang jauh dari ilmiah dan hanya coretan kecil, ternyata ada juga yang mau pembacanya. Sungguh saya terharu.

Statistik pembaca itu dari google, saya tidak memalsukannya. Saya bukan orang yang mengerti dunia IT. Kejujuran itu hal utama dalam hidup saya. Maksud mencantumkan jumlah pembaca agar saya tahu apakah tulisan saya dibaca oleh orang atau tidak? jika tidak maka saya berencana untuk berhenti menulis dalam blog ini, karena untuk apa melakukan sesuatu jika tidak membawa manfaat.

Tulisan yang banyak pembacanya adalah tentang anjing dan juga memiliki komentar terbanyak. Mengapa saya menulis tentang anjing? saya hanya ingin menunjukan bahwa Islam itu indah..Islam itu agama penuh kasih sayang.

Tulisan kedua yang diminati adalah tentang "pasport tendang" yakni Surat Perjalanan Laksana Passport (SPLP). Belum ada komentar tentang tulisan ini tapi cukup banyak pembaca silent reader untuk tulisan ini.

Tulisan lain yang cukup diminati ialah tulisan tentang Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM www.melayuonline.com), kemudian diikuti oleh tulisan tentang Yatim Piatu (orphanage) dan tentang aborsi, serta beberapa cerpen dan puisi yang saya tulis. 

Untuk para pembaca blog ini yang dibaca oleh google ialah dari Indonesia (sudah jelas karena blog ini lebih banyak mengunakan bahasa Indonesia), kemudian Malaysia dan kemudian diikuti oleh Amerika Serikat, ini mengejutkan saya. Tapi saya yakin ini orang orang Indonesia yang berada di sana.  Setelah Amerika diikuti oleh negara  Spanyol, Netherland, Perancis, German, Swedia, Cina dan Jepang. 

Laporan dari google juga menyebutkan bahwa tulisan saya ini banyak dibuka melalui operating sistem Windows, Macintosh, Android, Linux, Iphone, Ipad, Nokia, Blackberry. Kemudian para pembaca blog ini  browsing dengan firefox, safary, opera, internet explorer, GSA, dan CriOS.

Akhir kata, izinkan saya menutup dengan sebuah pantun;

Pohon Cempedak di Luar Pagar
Ambilkan Galah Tolong Jolokkan
Hamba Budak Baru Belajar
Jika Salah Mohon Tunjukkan

Ingin Rasa Memakan Kari
Kari Cendawan Batang Keladi
Girang Rasa Tak Terperi
Banyak Pembaca Baik Budi

Salam Hormat,

Yuhastina Naina

Wednesday 1 October 2014

Tips dari KLIA ke Kuala Lumpur




Bagi yang punya hobby jalan jalan maka belum lengkap jika belum mengunjungi negara jiran Malaysia. Malaysia tidak terlalu jauh dari Indonesia dan memiliki tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Banyaknya usaha dunia penerbangan yang memberikan tiket murah ke Kuala Lumpur sehingga banyak sekali wisatawan datang ke Malaysia untuk berlibur.

Jarak airport Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) ke pusat kota Kuala Lumpur cukup jauh, yakni 77 kilo. Jarak yang cukup jauh dan belum lagi macet sehingga akan memakan waktu yang cukup lama untuk sampai. 

Para wisatawan yang turun di KLIA dan KLIA 2 dapat mengunakan transportasi KLIA Express yang hanya memakan waktu 28 menit saja untuk sampai di stasiun KL Sentral (stasiun pusat). Selanjutnya anda dapat melanjutkan perjalanan ke hotel atau tempat tujuan dengan MRT atau dengan taksi. Terdapat taksi counter di lobby utama. Untuk tiket KLIA Express  dari airport ke stasiun KL sentral sebesar 35 RM/orang. Selain menggunakan KLIA Express, ada pilihan lain yakni KLIA Transit, ongkos lebih murah sekitar 12 RM sampai di KL Sentral, KLIA Transit lebih lama karena singgah di beberapa stasiun seperti Putrajaya, Tasik Bandar Selatan.

Selamat berlibur di Kuala Lumpur:)

Berikut tempat tempat yang menarik untuk anda kunjungi:

http://bondyayuna.blogspot.com/2014/02/malaysia.html

Thursday 11 September 2014

Siapa yang kebarat-baratan?

Lukisan Me and Bobby

Salah seorang teman di media sosial "menuduh" saya kebarat-baratan. Saya bertanya baik baik apa dasar tuduhannya itu. Menurutnya saya "tidak" paham agama dan meniru gaya hidup orang barat dengan memelihara anjing.

Bagi saya ini sangat mengelikan, bagaimana tidak? dia menuduh saya tidak paham agama, mungkin saya bukanlah seorang ustadzah atau lulusan pesantren, tapi saya belajar agama juga dari orangtua, guru, pada ustad dan juga kawan kawan yang lulusan pesantren serta banyak membaca buku tentang agama, ilmu dapat kita peroleh dimanapun. 

Saya tidak perlu menunjukan kepada orang orang apakah saya beribadah, beramal. Bukankah ketika kita berbuat kesalahan/dosa kita selalu menutupinya?  begitulah menurut saya, jika kita berbuat baik, beribadah dan beramal maka tidak perlu menceritakan kepada orang lain apalagi memamerkannya, Sepandai pandainya kita menyimpan kesalahan maka sepandai pandai itulah kita menyimpan kebaikan. Biarkan Allah SWT yang tahu.

Sependek yang saya tahu Islam adalah agama rahmatan lil alamin, agama yang mengajarkan kasih sayang. Kasih sayang yang tidak hanya terbatas kepada sesama manusia tetapi juga kepada semua makhluk, termasuk anjing. Saya tidak menemukan larangan dalam alquran tentang anjing. Ya, dalam pandangan beberapa madzab besar memang ada beberapa hadis yang menjelaskan tentang anjing. Terdapat pro kontra dalam 4 madzhab besar. Yang menjadi pegangan saya adalah alquran dan saya meyakini seyakinnya bahwa Allah SWT tidak pernah membenci ciptaanNYA apalagi memerintahkan untuk membunuh mereka dengan kejam.

Memelihara anjing bukanlah gaya hidup kebarat-baratan, apakah menyayangi makhluk hidup hanya gaya hidup yang dimiliki oleh orang barat? Jauh sebelum itu Islam sudah mengajarkan kita untuk hidup saling menyayangi sesama makhluk hidup. Anjing diciptakan oleh Tuhan dengan segala manfaat diberikan kepadanya sehingga anjing bermanfaat bagi manusia. 

Menyayangi makhluk hidup lainnya bukanlah gaya hidup barat. Sepatutnya teman tersebut tahu jika memang "lebih" tahu tentang Islam bahwa diharamkan dalam Islam memakai nama suami dibelakang nama kita, sebab berkaitan dengan nazab. Yang patut dipakai adalah nama ayah kita bukan nama suami, itulah yang kebarat-baratan yang memakai nama suami dibelakang nama kita he he he.

Maaf teman, yang tidak suka bergaya barat, menurutku kau yang kebarat - baratan dengan memakai nama suamimu dibelakang namamu.  Suamiku Aris Arif Mundayat, tidak akan pernah berubah namaku menjadi Yuhastina Naina Mundayat, aku bangga dengan nama pemberian orangtuaku tanpa embel embel nama suami. Aku bangga kepada diriku sendiri, tidak akan hidup dibawah bayang bayang suami. Aku akan memakai nama ayahku jika diperlukan. Aku tidak perlu mengikuti Ani Yudhoyono, padahal akan lebih bangga jika memakai Ani Sarwo Edi, kenapa pula mengikuti Michele Obama, Victoria Bechkam? 

Wednesday 20 August 2014

Jogja Istimewa : Anjingpun Memeriahkan FKY Ke 26

Mamba (Siberian Husky) sedang menunjukan kebolehannya di FKY  Ke 26 (Photo: Jogja Town Golden Retrievers)

JOGJA MEMANG ISTIMEWA.. Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) merupakan acara seni dan budaya yang diadakan setiap tahun di Yogyakarta/Jogja. FKY diselenggarakan oleh pemerintah kota Yogyakarta. Berbagai macam acara diselenggarakan, biasanya berbentuk kesenian dan atraksi kebudayaan. 

FKY ke -26 ini telah dibuka secara resmi oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada hari Rabu, 20 Agustus 2014 di Tugu Yogyakarta.  Masyarakat Yogyakarta dan wisatawan tumpah ruah, tidak perduli tua muda semuanya turun ke jalan Jenderal Sudirman hingga Tugu dan sepanjang jalan Malioboro. Dalam FKY yang ke -26 ini panitia juga menyediakan sebanyak 26 Angkringan gratis untuk masyarakat dan juga wisatawan.

Selain pawai seni dan budaya, FKY ke 26 ini juga dimeriahkan dengan partisipasi pecinta anjing (dogs lovers) yang membawa anak kaki empat mereka (anjing) untuk ikut pawai. Keikutsertaan para anjing ini menunjukan kepedulian pemerintah Jogja dan juga para pecinta anjing di Jogja untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk hidup damai bersama makhluk lain (anjing) bahwa :
Anjing bukan untuk ditakuti
Anjing bukan untuk dimusuhi
Anjing bukan untuk disiksa
Anjing bukan untuk dibunuh
Dan
Anjing bukan makanan (Dogs Are not Food)
TAPI Anjing adalah teman manusia
Anjing bisa dilatih untuk menjaga sawah/ladang/rumah/toko
Anjing bisa menuntun orang buta/cacat
Anjing bisa menjadi teman manusia

Dalam atraksi ditampilkan dalam FKY para anak kaki empat menunjukan kebolehan mereka melompat dan berbagai keahlian lainnya. Semoga acara ini akan berlangsung terus menerus dan masyarakat dapat melihat bagaimana anjing dapat menjadi teman serta memiliki manfaat.

Semoga pemerintah daerah lainnya akan meniru apa yang dilakukan oleh pemerintah Kota Jogja. Selama ini diberbagai daerah sudah banyak para pecinta anjing yang mensosialisasikan dan menolong anjing yang disiksa oleh orang orang yang tidak mengerti dan tidak memiliki empati, kasih sayang terhadap anjing, apalah daya para pecinta anjing jika tidak didukung oleh kebijakan pemerintah daerah dan pusat. Semoga undang undang terhadap pelindungan hewan dapat dijalankan dinegara kita ini. Orang yang melakukan penganiyaan apalagi pembunuhan semena mena terhadap anjing atau hewan apapun haruslah mendapatkan hukuman.

Anjing juga memiliki hati dan jiwa, sama seperti manusia. Marilah kita hidup damai bersama hewan dan tumbuhan. Mereka juga punya hak untuk hidup dengan damai di bumi ini..

Tabik! untuk pemerintah Kota Jogja, terima kasih telah memberikan kesempatan para anjing untuk memeriahkan acara FKY...Jogja Memang Istimewa..

Tuesday 19 August 2014

Tolong ramahlah terhadap anjing


Makin hari semakin banyak berita tentang kekejaman yang dilakukan oleh manusia terhadap anjing. Baru baru ini diberitakan tentang pengantungan dua ekor anjing.
  
Anjing tidak berdosa itu digantung karena isu babi ngepet dan menuduh anjing tersebut  penjelmaan dari babi ngepet. Masya Allah, beginikah masyarakat yang beriman? tidak ada agama dimanapun di dunia ini yang mengajarkan untuk menyakiti apalagi membunuh makhluk hidup yang lain, meskipun mereka hanyalah hewan. Hewan apapun jenisnya juga berhak hidup tenang dan damai di dunia ini. Bisakah kita manusia berhenti menganggu dan menyakiti mereka? 

Apakah makhluk yang bernama anjing yang dikatakan najis (kotor) itu layak diperlakukan sedemikian kejamnya? 

Apa salah anjing?

Manusia telah menjadi makhluk yang kejam terhadap sesama makhluk ciptaaan Allah SWT.  Anjing juga ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak pernah membenci apalagi merendahkan ciptaanNYA.

Manusia sibuk mengejar surga. Takut dengan najis(kotor)nya  anjing, sampai ada yang melarang pemilik anjing membawa anjingnya berjalan dilingkungan mereka karena takut akan najis (kotor). Najis (kotor) itu ada di dalam hati manusia. Kotor (najis) anjing dapat dibersihkan, tapi kotornya hati manusia tidak dapat dibersihkan oleh air, debu atau tanah sekalipun.

Dahulu di Nusantara ini anjing tidak menjadi musuh manusia, anjing berteman dengan manusia. Anjing membantu manusia menjaga sawah, ladang dan rumah. Apakah nasi yang kita tanam itu semua bebas dari penjagaan anjing? apakah kita begitu yakin anjing itu adalah musuh?

Dulu manusia tidak membenci anjing, bukan karena orang dulu tidak paham agama tapi orang dulu hidup dengan damai dengan semua makhluk. Sekarang manusia begitu mengejar surga, berhitung berapa banyak pahala yang mereka kumpulkan. Apakah ibadah itu harus berhitung bukan berdasarkan keihlasan? 

Saya seorang muslim, saya sangat tidak membenarkan tindakan penganiyaan, penyiksaan dan pembunuhan terhadap anjing.  Sependek pengetahuan saya dalam alquran tidak ada larangan terhadap anjing. Jika ada surat/surah/ayat yang melarang, mohon saya diberi tahu.

Pertanyaannya, apakah alquran kalah oleh hadis? Hadis membantu kita memahami alquran tetapi tidak semua hadis melarang anjing. Agama mengajarkan kita untuk Iqro (baca) maka bacalah hadis hadis yang bermacam macam itu dan pahamilah alquran dengan benar. 

Jikapun meyakinan salah satu hadis yang tidak membolehkan memelihara, tapi BUKAN berarti hadis tersebut menyuruh untuk menganiaya, menyiksa dan membunuh mereka.

Bukan kapasitas saya bicara tentang agama tapi saya sebagai muslim wajib meluruskan bahwa TIDAK BENAR agama Islam membenci anjing.  Masalah pahala dan dosa biarlah menjadi ketentuan Allah SWT. 

Agama Islam adalah agama rahmatan lil alamin, ajaran yang berkasih sayang. Kasih sayang tidak hanya sesama manusia tapi juga terhadap hewan, dan tumbuhan. Janganlah memfitnah agama sendiri, Nabi Muhamad tidak pernah mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang kejam. Jika benar benar umat nabi Muhammad maka tunjukan sikap yang penyayang seperti yang ditauladankan oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

The real dirt is not outside, but inside, in our hearts. We can wash all stain with water. The Only one we can't remove is the grudge and the bad intentions sticking to our hearts (Shams Tabrizi)

Indonesia, please be nice to dogs.. anjing jauh lebih baik dari para koruptor..yang memakan bukan hak mereka, yang hidup diatas penderitaan rakyat...

Wednesday 13 August 2014

Adopsi Jangan Beli Anjing


Banyaknya kasus para breeder yang tidak bertanggung jawab telah membuat hewan (anjing) tidak berdosa menjadi korban, keegoisan dan mementingkan keuntungan semata sehingga anjing anjing tak berdosa itu menjadi korban.

Banyak kasus yang diunggah pecinta anjing di Facebook membuat miris. Anjing terkena kanker rahim karena terlaru sering beranak dan ketika sakit dia dibuang begitu saja. Kemudian Anjing yang dibiarkan kurus tinggal kulit pembalut tulang, kekurangan gizi tidak pernah diberi makan? kemudian diperjual belikan tanpa dilengkapi dokumen yang lengkap, ketika ada masalah breeder tersebut lepas tangan.

Saya menghimbau kepada para pecinta hewan, khususnya penyayang anjing untuk tidak membeli, lebih baik menolong anjing jalanan.  Banyak teman teman di Indonesia yang merelakan waktu, tenaga serta uang untuk membantu anjing jalanan (stray dogs) seperti komunitas :  Penyayang Anjing, Team Muslim Penyayang Anjing, Republik Guguk, Petzone Asia. Komunitas ini dapat ditemukan di FB.

Seorang pecinta anjing sejati, tidak akan memilih anjing import saja untuk dipelihara dan diberikan kasih sayang tapi juga anjing lokal (kampung), kasih sayang sejati itu tidak mengenal ras. Anjing kampung juga memiliki kepandaian yang tidak kalah dengan anjing import. Anjing kampung memiliki ketangguhan untuk bertahan dalam cuaca dan keadaan apapun. Mereka kuat dan juga lucu. Anjing kampung mungkin tidak sekeren anjing import tapi mereka memiliki kesamaan dalam kesetiaan, kejujuran dan ketulusan terhadap pemilik.

Indonesia, mari kita menjadikan anjing sebagai teman, berbaik hatilah terhadap anjing. Tolong jangan sakiti mereka.  Anjing juga ciptaan Tuhan.

Please Indonesia, be kind to dogs.. 

Please adopt don't buy..




Sunday 3 August 2014

Cara dan Syarat Membuat Paspor Tendang


Saya tidak tahu sejak kapan para TKW dan TKI di Malaysia mengunakan istilah "passport tendang". Ketika saya tanya ketika bertemu dengan mereka di KBRI, jawaban mereka " Yach itu passpor yang menendang kami kembali ke Indonesia Mbak"... sungguh pilu hati saya mendengarnya....jika saja mereka memiliki pendidikan yang tinggi tentu mereka akan mempunyai pilihan dalam hidup mereka. Itulah kehidupan yang penuh warna warni. Harapan saya semoga Indonesia ada perubahan ekonomi sehingga rakyat hidup makmur dan tidak lagi menjadi buruh kasar di negeri orang tetapi tenaga profesional.

Semoga postingan saya tentang" passport tendang" ini bermanfaat bagi saudara saudara sebangsa setanah air yang ingin pulang ke tanah air. Bagi anda yang kehilangan passport baik itu dicuri atau hilang, rusak atau barangkali dipegang oleh majikan anda, sementara anda ingin kembali ke Indonesia.  

Berikut syarat syarat membuat "paspor tendang" atau nama aslinya adalah Surat Perjalanan Laksana Passport (SPLP) :

1. Mengisi formulir paspor.
Formulir paspor SPLP (paspor tendang) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Formulir ini GRATIS (tanpa dipungut biaya/bayaran) atau formulir dapat di unduh (download) di website KBRI.
2. Membawa laporan polisi/polis report (Untuk paspor yang hilang)
3. Membawa fotokopi paspor yang hilang (jika memungkinkan) 
4. Membawa paspor lama (untuk paspor yang rusak)
5.Membawa bukti minimal dua buah dokumen bukti kewarganegaraan Indonesia (KTP, Akte Kelahiran, Ijazah , Kartu Keluarga)
6. Memiliki keluarga yang dapat dihubungi di Indonesia
7. Biaya: Untuk satu (1) orang RM 15. 
Untuk WNI yang selesai menjalani hukuman tidak dikenai biaya (GRATIS)

Untuk fotokopi dokumen dan pas foto dapat dilakukan di KBRI tanpa dipungut biaya (GRATIS). Jangan memakai kemeja/baju berwarna kuning dan putih karena latar belakang pas foto adalah putih

Proses Pembuatan Paspor Tendang (SPLP)
1. Mengambil dan mengisi formulir paspor tendang (SPLP) di loket yang telah disediakan di KBRI Kuala Lumpur. Fotokopi semua dokumen pemohon tanpa dipungut biaya (GRATIS)
2. Mengambil nomor antrian
3. Masuk ke ruang foto di tempat pelayananan pas foto di KBRI Kuala Lumpur
4. Masuk ke ruang tunggu pelayanan terpadu KBRI Kuala Lumpur dan menunggu sampai nomornya dipanggil. Setelah nomor dipanggil, pergi ke loket yang memanggil nomor antrian dan menyerahkan seluruh kelengkapan.
5. Bila kelengkapan administrasi memenuhi syarat maka permohonan akan diproses dan pemohon akan diminta untuk kembali duduk untuk menunggu dipanggil nomornya setelah paspor tendang (splp) selesai.
6. Bila kelengkapan administrasi dianggap tidak memenuhi syarat maka petugas akan menjelaskan dan meminta pemohon untuk melengkapi dahulu persyaratan dengan dokumen yang dimaksud.

Alamat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur
No.233 Jalan Tun Razak, WP KL 50400
Tel : +603-2116-4016/4017

Wednesday 30 July 2014

Manfaat Anjing Bagi Manusia



Anjing selalu menjadi kontraversial di Indonesia ataupun di Malaysia, khususnya bagi muslim. Namun anjing tidak terlalu menjadi suatu masalah besar diberbagai negara di Timur Tengah. Ini karena mereka “lebih” mau membaca dan memahami bahwa dalam Islam terdapat perbedaan pandangan beberapa madzhab (hadis).

Oleh karena itu banyak dari kalangan madzab syafii yang heran ketika saya seorang muslim memelihara anjing. Ketika saya mengatakan bahwa madzhab Maliki membolehkan dan agama Islam adalah agama rahmatan lil alamin, agama yang penuh kasih sayang terhadap semua mahkluk di bumi dan saya percaya tidak mungkin Allah SWT membenci apalagi merendahkan mahkluk ciptaanNYA sendiri.

Mengenai pahala yang dipertikaikan apakah seorang muslim tidak akan meraih surga dan tidak diterima pahalanya oleh Allah SWT jika memelihara anjing, saya serahkan kepada Allah SWT. Manusia selalu merahasiakan dosa dosanya, maka biarlah ibadah kita menjadi rahasia kita. Hanya Allah SWT yang berhak menentukan bukan manusia. Saya memelihara anjing bukan untuk mengikuti trend, sekedar gaya hidup apalagi untuk diperjual belikan tapi saya memelihara mereka untuk menolong mereka. Sebagai sesama makhluk hidup kita wajib saling mengasihi, tolong menolong, itulah saya pelajari dari Islam. Tolong menolong itu tidak hanya terhadap manusia saja tapi makhluk hidup yang lain juga memerlukan pertolongan kita.

Inilah beberapa manfaat anjing yang saya rasakan
  1. Menjaga ladang/kebun/sawa/rumah
Dahulu sebelum orangtua saya pergi merantau kami tinggal di desa. Orang tua saya bekerja sebagai petani. Ketika padi kami mulai menguning maka anjing kami si Belang menunggui sepanjang malam agar tidak diserang oleh babi hutan. 

Jika anda begitu membenci anjing, anda mungkin tidak sadar bahwa beras yang anda makan, selamat menjadi nasi karena jasa anjing yang telah berjaga sepanjang malam agar padi tersebut menjadi beras kemudian menjadi nasi. Kita hanya tahu makan tanpa tahu bagaimana sebelumnya banyak sekali orang/makhluk yang berjasa hingga menjadi beras, bahkan yang memasak menjadi nasipun kita jarang menghargai. 
  1. Melindungi Tuannya
Suatu ketika ketika saya berumur 9 tahun sedang di sawah bersama orang tua. Tiba tiba entah darimana seekor ular mengejar saya yang sedang asyik mengejar kupu-kupu. Si Belang yang melihat itu mendekati saya dan menyalak menyalak mengintimidasi ular tersebut sehingga ular itu lari, jika tidak ular itu tidak pergi pasti si belang akan bertarung dengannya demi saya.

  1. Menjadi Sahabat setia dan “Bodyguard”
Si Belang sering mengantarkan saya ke sekolah. Sekolah di desa yang terletak di tengah tengah sawah, banyak sekali ular yang berkeliaran. Saya setiap hari berangkat dan pulang sekolah selalu ditemani oleh sahabat setia dan pelindung saya.

  1. Mengajarkan Arti Kesetiaan dan Kasih sayang yang tulus
Ketika kami sekeluarga harus pindah untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Kami tidak dapat membawa si Belang bersama kami. Kemiskinan telah memisahkan kami. Si Belang mengejar mobil kami sampai kelelahan dan saya hanya bisa menangis sampai suara parau. Si Belang tetap menjaga rumah kami dan meninggal karena usia tua. Kesetiaan dan ketulusannya telah mengajarkan saya arti sebuah ketulusan dan kesetiaan.

  1. Memberikan Kebahagiaan
Ketika saya sudah dewasa. Hidup mandiri dan ketika ditinggal selamanya oleh Ayah dan seseorang yang “mengunci” hati saya untuk selama lamanya menemui Sang Khalid, tiba-tiba Bobby datang dalam kehidupan saya. Saya mengadopsi Bobby. Bersama Bobby saya merasa berbahagia, tidak lagi kesepian dan meratapi kesedihan. Bahkan berkat Bobby saya menjadi lebih dekat dengan yang memberikan Bobby kepada saya, dan akhirnya karena sama sama penyayang hewan dan atas kehendak Allah SWT menjodohkan kami. Bukankah kebahagiaan bisa datang dari mana saja?

  1. Mengajarkan Kesabaran
Sebagai seorang muslim, banyak hambatan, hinaan, cemoohan dari orang orang yang belum dapat menerima anjing. Saya belajar sabar menerima sikap, perkataan dan penilaian apapun terhadap pribadi saya. Saya juga belajar kesabaran melatih Bobby Candy untuk tidak buang kotoran sembarang. 

  1. Mengajarkan menahan marah
Ketika saya mengambil Candy untuk menemani Bobby yang sering kesepian ketika saya bekerja. Candy yang masih kecil suka mengigit apa saja. Candy mengigit sepatu baru saya, kaki meja, merusak kasur Bobby bahkan ketika kami pindah ke Kuala Lumpur, Candy mengigit BB, kaca mata suami saya menjadi hancur lebur sampai tidak berbentuk lagi serta mengigit sepatu hadiah suami saya. Saya tidak bisa marah. Hanya bisa menyalahkan diri kami yang teledor. Saya belajar menahan marah dari Bobby dan Candy. Kesalahan kami meletakan barang tidak pada tempatnya. Memarahi mereka bukan solusi dan tidak akan mengembalikan barang barang tersebut.

  1. Mengajarkan banyak cinta, cinta dan cinta
Hubungan emosional yang kuat antara saya dengan Belang, Bobby, Candy dan Suami saya dengan Alucard (AGJ) kalau saya boleh bilang mungkin keunikan ikatan antara anjing dan tuannya, mengalahkan ikatan hubungan manusia dengan manusia. Ketika kami pulang ke Jogja. Suami tercinta menemui Alucard (German Sherped) yang dititipkan kepada seorang sahabat begitu gembira sampai terkencing kencing dan menangis melihat suami saya datang. Dalam perjalanan pulang suami saya terdiam dan dia menangis. Dia begitu sedih karena dia terpaksa meninggalkan Alucard dan tidak dapat ikut seperti Candy dan Bobby ke KL karena persyaratan begitu sulit untuk kami penuhi. Ikatan emosional antara suami saya dan Alucard sangatlah kuat. Menurutnya Alucard paling mengerti dirinya ketika sedang sendiri dulu dan hanya Alucard yang bisa dipeluk untuk meluapkan segala kesedihan hati.


    9. Si penyambut kedatangan

Candy, setiap jam 5 sore dia akan menunggu suami saya pulang kerja. Dia duduk menatap keluar, dan ketika mendengar deruan suara mesin mobil maka dia akan segera mengejar keluar. Bobby dan Candy selalu gembira menyambut kedatangan kami di rumah. Anjing adalah makluk yang paling bahagia, gembira ketika kita sampai di rumah.

Cobalah anda kunci pasangan, sodara dalam rumah bersama anjing, pasti hanya anjing andalah yang menyambut anda datang dengan gembira ha ha ha 

 10. Membuat rajin membersihkan rumah

Dengan adanya Bobby dan Candy otomatis saya harus lebih rajin menyapu, mengepel, Vacum rumah. Jika dulu di Jogja ada yang membantu saya membersihkan rumah, sekarang semua saya kerjakan sendiri bersama suami. Mungkin kami lebih sering dari orang yang tidak memiliki hewan dalam membersihkan rumah.

11. Belajar tanggung jawab dan memegang komitmen.

Memiliki anjing seperti memiliki anak. Adanya Bobby dan Candy mengajarkan saya untuk menyediakan makan, minum dan menjaga kesehatan mereka. Mengawasi mereka apakah mereka bermain di dalam pagar atau tidak. Melatih mereka untuk tidak makan sembarang. Melatih mereka buang air besar dan kecil diluar rumah atau di kamar mandi. Merawat mereka sampai mereka tua bukan hanya masa kanak kanak mereka yang lucu, tapi komitmen sampai mati. 

Jika anda tidak punya komitmen, sebaiknya jangan pelihara mereka. Banyak kasus yang pindah rumah atau anjing sudah tua maka ditinggalkan begitu saja. 

12. Mengajarkan  menjadi manusia lebih baik lagi

Bersama Belang, Bobby, Candy membuat saya untuk terus menjadi manusia yang lebih baik lagi. Mengasihi mereka dengan ketulusan tanpa berharap balasan apapun. Terkadang jika kita sesama manusia, selalu pamrih terhadap apa yang telah dilakukan. Dari anjing saya belajar bagaimana mereka tetap patuh, setia meski saya “belum” beri mereka makan. Salah besar jika orang mengatakan bahwa anjing hanya setia pada piringnya. Kesetiaan anjing tidak pernah bergantung kepada pemberian. Mereka akan tetap sayang, patuh meski tidak diberi makan. Bersama mereka saya menjadi lebih mudah merasakan empati terhadap apa dan siapa saja. Saya telah hidup bersama anjing sejak saya di Sekolah Taman Kanak Kanak. Saya banyak belajar perasaan iba, kasian, kasih sayang, cinta, kesetian dari Si Belang.

Itulah beberapa manfaat anjing bagi saya. 

Masih banyak  manfaat anjing yang lain seperti :

  1. Mengajarkan banyak bersosialisasi
Memiliki anjing, anda akan banyak kenal orang dilingkungan anda, ketika berjalan pagi atau sore dan juga dari berbagai komunitas penyayang anjing atau hewan lainnya. Anda akan jadi sering bersosialisasi dan memiliki banyak teman baru. 

2. Menuntun Orang Buta
Anjing dapat membantu orang buta untuk membantu mereka sebagai penunjuk jalan

3. Membantu Orang cacat
Anjing juga telah dilatih untuk membantu orang cacat seperti berbelanja, mengambilkan barang barang.

4. Memberikan pengaruh pada kesehatan
Kegembiraan dan kebahagiaan membuat manusia akan menjadi lebih sehat

5. Mengurangi stress
Anjing dapat mengurangi stress karena dapat bermain bersama anjing mereka, Misalnya kumpul kumpul bareng sesama pecinta hewan, lomba lomba, atau jalan pagi bersama sama. 

6. Mendeteksi kanker
Penciuman anjing sangat kuat, dari beberapa study menunjukan 70 % - 99% bahwa anjing dapat mendeteksi kanker orang yang di dekatnya

7. Mendeteksi Gula
Penciuman anjing juga dapat mendeteksi gula pada tuannya. Anjing menyelamatkan nyawa tuannya yang drop terkena gula dengan menyalak untuk meminta bantuan agar menyelamatkan nyawa tuannya . 

8. Menjaga Kebugaran Tubuh
Dari beberapa penelitian diketahui anak anak yang tumbuh bersama anjing lebih aktiv dan lebih banyak berolah raga. 

9.Mengajarkan anak anak merawat/peduli orang lain selain dirinya
Memiliki anjing mengajarkan anak anak untuk belajar bertanggung jawab merawat anjing mereka, anak anak belajar akan kebutuhan makan dan air minum anjing ketika mereka merasakan lapar karena dapat merasakan bagaimana anjing mereka jika lapar. Anak anak menjadi anak anak yang tidak egois dan belajar mengerti kebutuhan orang lain.

 10. Mengajarkan anak anak bertangung jawab.
Memiliki anjing, anak anak berhati hati meletakan barang barang pada tempat yang semestinya sehingga tidak digigit atau jadi mainan oleh anjing mereka. 

11.  Mengajarkan anak anak kasih sayang
Anak anak belajar menyayangi sesama makhluk hidup. Dapat merasakan kasih sayang dari anjing dan memberikan kasih sayang kepada anjing.

Sekian banyak manfaat yang manusia dapat dari hewan. Semoga hati manusia tidak terbuat dari batu. Sehingga dapat melihat sisi positif dari anjing. Ingatlah, najis (kotor) dapat dibersihkan tapi kotor(najis) yang menancap dalam hati manusia tidak dapat dibersihkan oleh air atau tanah sekalipun.


Apapun madzhab yang anda yakini, bukan berarti kita manusia boleh menyiksa, menganiya dan membunuh anjing. Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk kejam terhadap sesama makhluk hidup. Anjing ada, karena Allah SWT yang menciptakan, anjing tidak pernah minta diciptakan sebagai anjing hanya untuk direndahkan oleh manusia. Jika anjing boleh meminta maka tentu mereka akan minta diciptakan sebagai manusia.  Bahkan cacing, nyamukpun memiliki manfaat bagi kehidupan, apatah lagi anjing. Marilah kita menyayangi sesama makhluk hidup. Allah SWT tidak pernah membenci apalagi merendahkan ciptaanNYA. Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang bagi semua makhlukNYA tanpa terkecuali..

P/S : Bagaimana pengalaman anda bersama anjing peliharaan anda? sila tulis manfaatnya dikomentar dibawah ini, pasti masing masing dari kita memiliki pengalaman yang menarik dan sangat bagus untuk kita saling belajar dan mengetahui manfaat anjing dan orang orang yang belum paham, belum sayang akan belajar untuk tidak "membenci" anjing dan tidak lagi menyiksa mereka. Mari kita berbagi pengalaman..:)

Thursday 17 July 2014

Aku Dan Anjingku



Setelah berkeliling komplek perumahan bersama dua anjingku (Bobby & Candy) aku selalu mencuci kaki mereka. Dan merekapun sudah paham dan pasrah membiarkan aku memcuci kaki mereka. Tetangga yang jalan pagi tertawa melihatnya. Bobby dan Candy membuat aku dan suamiku jadi sering bertegur sapa dengan mereka. Hampir seluruh penghuni mengenal kami walau kami terhitung orang baru di sini.

Tetangga kami jarang menanyakan hal peribadi kepada kami. Kami bertegur sapa hal hal yang umum. Hal ini sangat kami sukai sebab terlalu akrab terkadang membuat kita menjadi jauh. Seperlunya saja, itu lebih baik. Sepertinya masing masing saling menjaga privacy, I love that:)

Dari sekilas yang aku dengar ketika aku berjalan pagi bersama dua makhluk setia ini, tetangga “menuduh” aku dan suamiku orang Dayak Kadazan dari Sabah. Aku paham sebab bagi tetangga kami yang hampir keseluruhan beretnis Cina tidak mungkin orang Islam akan memelihara anjing. Yang mereka tahu orang Islam tidak suka dan benci kepada anjing sebab anjing adalah najis.

Mereka tidak salah, sebab mereka tidak tahu adanya perbedaan pandangan (madzab) dalam Islam mengenai anjing, jangankan mereka yang beragama Islampun belum tentu tahu tentang perbedaan pandangan ini.

Kami membawa Bobby & Candy pindah dari Indonesia ke Malaysia dengan penuh tantangan dan resiko. Sebelum kami berangkat, ada beberapa kawan menyarankan untuk memberikan mereka kepada orang yang sayang anjing. Membawa mereka hanya akan menyusahkan kami, itu menurut pandangan beberapa orang. Kami hargai pendapat mereka.

Resiko lain adalah rumah kami tidak akan didatangi oleh saudara muslim. Dan itu nyata terjadi. Hanya seorang saja sahabat kami yang muslim datang berkunjung ke rumah bahkan membawakan makanan untuk Bobby & Candy. Beliau seorang seniman ternama dan memiliki darah keturunan bangsawan Arab. Selebihnya yang datang kawan kawan beretnis Cina. Alhamdulilah.

Bobby & Candy adalah makhluk ciptaan Tuhan. Tidak mungkin Tuhan menciptakan sesuatu tanpa memiliki manfaat bagi kehidupan. Bagi kami Bobby & Candy adalah amanah dari Tuhan. Tidak mungkin kami menelantarkannya begitu saja, apa salah mereka? Mereka selama ini telah menemani hidup kami dengan penuh ketulusan dan kesetiaan.

Dalam perjalanan hidup kami berbagai pengkhianatan dan ketidaksetiaan telah kami temui dari manusia disekeliling kami tapi bersama anjing kami menemukan ketulusan tanpa bergantung pemberian dan kesetiaan tiada batas, hanya nyawa yang akan memisahkan kami dari mereka. Akankah kami sanggup meninggalkan mereka?

Orang boleh saja mengatakan kami gila, tidak waras atau kurang kerjaan. Dari anjing kami belajar arti sebuah ketulusan dan kesetiaan. Candy yang baru berumur 6 bulan ketika kami bawa pindah ke Kuala Lumpur. Dia begitu setia menemaniku kemanapun aku melangkah. Berjalanpun diluar dia bisa tanpa rantai, dia akan setia berjalan di sebelahku. Dia tidak pernah menyusahkanku. Bobby sekarang sudah berusia 7 tahun, uban di dagunya sudah banyak, dia pejantan tangguh, meski badannya kecil tapi sangat bisa menjaga rumah. Bahkan ketika kami tidak ada dirumah Bobby yang menjadi baby sitter untuk Candy.

Ketika aku bersedih dan menangis, mereka ikut bersedih bahkan mengeluarkan airmata mereka bersamaku. Candy akan berlari ke atas pangkuanku sambil menangis bukan menyalak, dia seperti ingin memelukku tapi tidak bisa. Bobby akan berdiri dan meletakan kakinya di atas lututku. Mereka ada bersamaku, mereka tidak hanya berharap makanan dariku. Tidak diberi makananpun ketika makanan mereka habis, mereka tetap patuh dan setia. Tidak pernah berubah. Bagi sebagian orang, mereka hanyalah anjing yang najis (kotor) tapi bagi kami mereka bukanlah sekedar anjing tapi makhluk hidup yang memiliki hati dan jiwa.

Dikisahkan Nabi Musa suatu kali diperintah oleh Allah utk mencari sesuatu benda/ barang/makhluk yang lebih rendah derajad dari manusia, maka Nabi Musa melaksanakan perintah tersebut. Setelah sekian lama Nabi Musa mencari tapi tak kunjung dijumpainya suatu benda/ makhluk yang lebih rendah derajatnya dari dirinya. Allah memerintahkan untuk mencari lagi. Nabi Musa mencari lagi sesuai perintah Allah. Pada suatu ketika Nabi berjumpa dengan seekor bangkai anjing yang sudah membusuk penuh ulat. Diangkatnya bangkai anjing tersebut tapi kemudian diletakkan kembali. Dalam hati nabi Musa berpikir, "tidak mungkin bangkai anjing ini lebih mulai dariku". Nabi Musa tidak menemukan sesuatu apapun di dunia ini yang lebih rendah darinya. Nabi Musa meminta maaf kepada Allah bahwa dia tidak dapat melaksanakan perintah Allah dan menceritakan bahwa bangkai anjingpun blm tentu lebih rendah derajatnya dari dirinya. Allah berkata, Hai Musa jika kau ambil bangkai anjing tersebut dan membawanya kepadaku serta mengatakan ia lebih rendah darimu maka akan kucabut kenabian dan kerasulanmu. Allah tdk pernah merendahkan ciptaanNYA. Manusialah yg sewenang wenang terhadap makhluk lain.

Seorang Nabi dan Rasul saja tidak pernah mengatakan bahwa lebih tinggi derajadnya dari anjing? Aku sungguh tidak mengerti kenapa ada manusia biasa begitu membenci makluk ciptaan Tuhan? Bahkan aku tidak berani membuka laman home di FB karena terlalu banyak aku dapati penyiksaan terhadap anjing. Silahkan berpandangan anjing najis (kotor) tapi tidakkah bisa membiarkan mereka hidup tenang tanpa kita menganggu mereka?

Ada yang mengatakan anjing itu najis (kotor) tapi mereka memakan daging mereka. Yang hanya karena mitos itu untuk kekuatan seks? Astagafirullah..

Ada yang menyiksa dan membunuh mereka karena mereka najis (kotor) lalu memburu mereka tanpa ada rasa kasian sedikitpun. Aku tidak dapat menguraikan satu persatu penyiksaan apa yang dilakukan oleh manusia kepada mereka. Karena untuk melihat gambar di Fbpun aku tidak sanggup, apalagi menceritakan dengan detail penyiksaan itu, hati terasa panas terbakar, sakit bagaikan tubuhku yang disiksa. Aku merasakan tubuhku yang disiksa. Aku merasakan kesakitan yang mereka rasakan pada tubuh mereka.

Setiap hari aku berdoa kepada Tuhan untuk menyadarkan manusia. Untuk tidak berbuat sewenang wenang kepada makhluk yang lainnya. Kita sebagai umat muslim tidak hanya menjaga hubungan habluminanlah (Tuhan), Habluminanas (manusia ) tapi juga dengan Habluminanlam (Alam : Tumbuhan dan hewan). Mari kita didik masyarakat kita untuk bersikap yang lebih baik lagi kepada anjing, apapun pandangan mereka yang jelas agama kita tidak pernah ajarkan kita untuk menzolimi makhluk lain.

Aku berterima kasih kepada kawan kawan penyayang anjing yang muslim maupun non muslim. Kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup telah menyatukan kita tanpa sekat sekat agama ataupun suku. Hati penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup telah mencairkan semua perbedaan. Kepada teman teman yang berjuang menyelamatkan anjing jalanan dan menyelamatkankan anjing dari penyiksaan manusia, semoga kalian terus diberik ketabahan, kesabaran dan kekuatan untuk terus berjuang untuk terus menebarkan virus kasih sayang sesama makhluk hidup.


Salam Goyang Buntut Untuk Kalian Semua..



Wednesday 16 July 2014

Ramadhan di Malaysia

Bulan puasa, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Alhamdulilah kita masih dapat bertemu kembali dengan bulan yang mulia ini.  Sudah dua ramadhan kami lalui di Malaysia. Ramadhan di Malaysia tidak jauh berbeda dengan Malaysia.

Jika di Indonesia pada bulan ramadhan banyak kita temui pasar ramadhan yang menyediakan berbagai macam aneka menu untuk berbuka puasa, maka tidak ada bedanya dengan di Malaysia.  Di Malaysia juga terdapat pasar ramadhan. Perbedaannya tempat pasar ramadhan tidak di tepi jalan tapi sudah ditentukan sebuah lapangan atau tempat yang telah diberikan izin oleh pemerintah setempat.   Para penjualnyapun haruslah memiliki izin, untuk memastikan makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan dan memiliki sertifikat halal.

Makanan Melayu Malaysia lebih cenderungan ke masakan Minang atau masakan Melayu di Sumatera, yakni makanan bersantan dan pedas. Masakanpun hampir mirip. Ini salah satu bukti bahwa Malaysia Indonesia memiliki akar budaya yang sama.


Tuesday 13 May 2014

KEJAMNYA MANUSIA


Belum habis rasa duka, sedih akibat kasus pemusnahan anjing di Bali, kembali hati ini teriris melihat sebuah gambar yang dibagi di Facebook oleh beberapa kawan. Seekor anjing kampung pada tanggal 11 Mei 2014 ditemukan oleh Renni Agustin pecinta hewan berkat laporan salah seorang yang perduli pada hewan. Anjing kampung nan malang itu diberi nama Utung. 

Dua kaki Utung dipotong dengan kejamnya. Saya tidak dapat membayangkan betapa kesakitan dan menderitanya si Utung nan malang. Coba kita rasakan ketika bagian dari tubuh kita sedikit saja terluka oleh pisau, darah akan mengucur dengan deras dan kita akan merasakan sakit. Begitu juga dengan anjing atau hewan lain yang terluka.

Dimana letak hati yang diberikan oleh Tuhan kepada kita? hati diberikan untuk kita merasakan sedih, sakit, gembira dan bahagia. Tidak dapatkan kita merasakan sakitnya bagian tubuh terluka? kenapa masih saja diantara kita ada yang begitu kejam, seolah hati mereka sudah beku, tidak lagi merasakan perih dan sakit sehingga tanpa rasa kasian dan kasih sayang sedikitpun dapat menyakiti hewan lainnya dan berubah menjadi penjagal pencabut nyawa?

Anjing tidak pernah meminta diciptakan sebagai anjing. Tuhan yang menciptakan anjing. Tuhan menciptakan setiap makhluk pasti ada manfaatnya bagi kehidupan. Apakah kita tidak dapat membiarkan makhluk lain hidup dengan damai tanpa kita menyakiti dan menganggu mereka? apa salah mereka? Dunia ini diciptakan bukan hanya untuk manusia saja.

Semoga diluar sana masih banyak manusia yang merawat HATI yang diberikan oleh Tuhan. Semoga HATI itu dapat kita gunakan untuk kasih sayang semua makhluk.

Saya mengetuk hati saudara saudara untuk membantu Renni Agustin membiayai pengobatan si Utung nan malang.  Berikut informasi yang saya peroleh dari FB Renni. Posisi Renni dan Utung berada di Jakarta.
Rincian Biaya
Operasi. Rp 1.000.000
Rwt Inap. 7 h Rp. 525.000
Cek Up awal. Rp. 60.000
Hematologi. Rp. 110.000

Uluran tangan dan ketulusan hati serta kasih sayang anda terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan amat membantu kesembuhan Utung. Berikut rekening dari Renni. BCA 1281478171 a/n Renni Agustin.

Utung, cepat sembuh ya. Kau jauh lebih baik dari manusia yang memotong kedua kakimu..kau tanpa kaki karena manusia yang tak memiliki hati..manusia sungguh kejam..

#NEEDHELP#STOP ANIMAL ABUSE# 


Monday 5 May 2014

Problem Hadis Tentang Anjing

Pembaca yang budiman artikel di bawah ini bukan tulisan saya. Ini adalah tulisan Saudara Aziz Anwar Fachrudin. Semoga tulisan beliau dapat memberikan "pencerahan" buat kita yang belum paham.  Saya sependapat dengan beliau bahwa kita harus mengunakan nalar kita. Bukankah agama kita mengajarkan kita untuk Iqro?

Terima kasih Saudara Azis Anwar Fachrudin atas tulisan Anda di Islami.com.  Tulisan Anda sama sekali tidak saya rubah atau tambahi. Dan terima kasih telah mengizinkan untuk memuat kembali di dalam blog saya.

Untuk pengetahuan Mas Azis Anwar Fachrudin ini lulusan pesantren dan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan telah menulis beberapa buku (Revolusi Arab, Tadarus : Catatan Pinggir dari Bilik Pesantren), Menampar Propaganda  :Kembali Kepada Alquran) serta berbagai artikel di berbagai media.

***************************************
By: Azis Anwar Fachrudin

Persoalan yang terjadi dalam debat umat Islam mengenai status anjing tidaklah sesimpel ejekan terhadap keterbelakangan umat Islam yang, setelah menjejakkan kaki di abad 21, masih juga berdebat mengenai hukum anjing. Orang bisa saja melakukan kritik semacam itu. Silakan. Namun, kritik itu tidaklah menyentuh jantung problemnya. Kritik itu hanya mudah diterima oleh yang berpandangan “hadis yang bertentangan dengan nalar mestinya diabaikan”.

Kenyataannya, mayoritas muslim saat ini punya “iman” yang kuat terhadap teks hadis. Artinya, kita akan terus tidak layak didengar oleh mayoritas umat Islam selama argumen yang kita bangun berdasar penalaran semata dan tak berlandas pada teks atau metodologi yang diakui.

Faktanya ialah ada sekian banyak hadis sahih berbicara hal yang cenderung negatif mengenai anjing. Sebagian darinya termaktub di Shahih Bukhari dan Muslim. Dua kitab itu adalah kitab tersahih, terselektif dalam menyeleksi para perawi dalam transmisi (sanad), tervalidasi paling akurat setelah Al-Quran (ashahh al-kutub ba’da kitâbillâh). Ini kesepakatan mayoritas ulama. Umat Islam—terutama Sunni—saat ini tidak punya akses menuju apa yang dikatakan Nabi Muhamamd yang melebihi validitas kedua kitab sahih itu.

Di sini problemnya ialah: kalau kita semata-mata menolak suatu hadis atas dasar nalar semata, maka yang terjadi ialah cherry picking(mengambil yang manis [yang masuk akal], membuang yang sepah [yang tak rasional]). Dalam logika demikian, yang terjadi adalah inkonsistensi. Sikap semacam ini, menurut saya, kurang lebih sama dengan kecaman Al-Quran terhadap sikap Ahlul Kitab yang hanya mengambil yang enak saja dari kitab sucinya, dan mengabaikan yang pahit.

Karena itulah, sangat dimaklumi ketika mayoritas umat Islam, dalam menafsiri hadis-hadis tentang anjing yang “tak masuk akal”, berusaha sebisa mungkin melakukan kompromi, baik dengan menghadapkannya dengan Al-Quran yang lebih tinggi statusnya, membandingkannya dengan hadis lain, atau kalau tak bisa ya ditakwil. Yang penting tidak sampai membuang hadis itu, selama sanadnya sahih. [Sayangnya, kritik mata rantai periwayatan hadis (sanad) amat berkembang dalam khazanah Islam, namun kritik isi hadis (matan) masih minim].

Maka wajarlah bila sikap kebanyakan umat Islam amat hati-hati saat berbicara tentang hadis sahih—sekalipun itu tak masuk akal dalam nalar orang modern. Tulisan tentang status anjing dalam tinjaun hadis-hadis sahih ini hendak mengutarakan pandangan dalam kerangka itu: mencoba menggunakan metodologi yang diakui oleh argumen audien. Dua hal yang hendak dibahas di sini: status kenajisannya dan hukum memeliharanya.
***
Dalam soal status kenajisan anjing, sebenarnya tiada masalah berarti. Status kenajisan anjing menjadi bahan perbedaan yang masyhur di kalangan pakar hukum Islam klasik: (1) menurut Mazhab Syafi’i dan Hanbali, tubuh anjing seluruhnya najis; (2) menurut mazhab Abu Hanifah, hanya mulut dan air liurnya saja yang najis; (3) menurut Mazhab Maliki, anjing tidaklah najis secara mutlak.

Mengapa perbedaaan pandangan ini bisa terjadi? Redaksi asli hadis tentang najisnya anjing itu begini: “Sucinya bejanamu yang dijilat anjing ialah dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan debu” (HR Bukhari & Muslim). Kata kunci dalam hadis ini ialah “dijilat” (Arabnya: walagha, wulûgh).

Interpretasi ulama fiqh terhadap kata “dijilat” itu tak sesederhana yang terlintas di pikiran awam. Menurut Syafi’iyah dan Hanabilah: kalau jilatannya saja najis, sementara lidah hanya menjilat yang bersih-bersih, apalagi tubuhnya yang belepotan kotoran. Di sini berlaku qiyas-awlawy (contoh lainnya: logika tafsir terhadap ayat “jangan dekati zina” yang kemudian dihasilkan kesimpulan “kalau mendekati saja tak boleh apalagi melakukannya”). Maka tubuh, kulit, dan keringat anjing pun najis.
Menurut Hanafiyah, anjing itu tidak najis di dalam dirinya sendiri (najis al-‘ain). Al-Quran hanya menyebut babi sebagai satu-satunya hewan yang najis (rijs) di dalam dirinya sendiri (lihat QS 6:145). Maka, Hanafiyah berpegang pada teks hadis itu semata: Karena hadisnya hanya menyebut jilatan, maka mulut & liurnya saja yang najis. Selebihnya tidak.

Sedang menurut Malikiyah, bahwa ada perintah membasuh tujuh kali itu sama sekali tak berhubungan dengan kenajisan anjing. Logikanya simpel saja: bukan saja anjing, ayam, kucing, burung, dan hewan-hewan lain yang minum di gelas anda pun kemudian akan anda basuh gelas itu. Alasan di balik hadis itu adalah faktor kebersihan belaka. Adapun ketentuan “tujuh kali dan salah satunya pakai debu” itu tak lain bersifat ta’abbudi (ritual; tak punya rasionalisasi).

Tentang perbedaan pandangan tentang kenajisan anjing ini sebenarnya bukan hal baru. Bagi yang akrab dengan studi fikih lintas mazhab, beda interpretasi semacam itu sudah biasa.
[Note: Di sini ada pelajaran menarik. Yakni, bahwa teks hadis yang segamblang itu ternyata menghasilkan tiga pendapat yang berbeda. Jangankan satu teks, satu kata—bahkan satu harakat dalam sebuah kata—di dalam teks yang sama saja, bisa menyisakan perbedaan mazhab. Karena itu hindarilah pikiran simplistis dalam menafsirkan teks, baik ayat maupun hadis.]

***
Persoalan yang lebih rumit terkait hukum anjing sebenarnya adalah hukum memeliharanya. Ada setidaknya dua hadis sahih yang nampak tidak masuk akal.

Pertama, hadis sahih riwayat Bukhari (no. 3225, 3322, & 4002—sesuai penomoran di al-Maktabah asy-Syamilah). Ketiga hadis itu menyatakan dengan redaksi berbeda, tapi intinya sama: “Malaikat tidak masuk ke rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar/patung.” Hadis yang senada juga ada di Shahih Muslim (no. 5633, 5635, & 5636—sesuai penomoran di al-Maktabah asy-Syamilah)

Kedua, hadis sahih riwayat Bukhari (no. 2145) & Muslim (no. 2974, 2943), yang intinya: siapa yang memelihara anjing maka dikurangi pahalanya di setiap harinya sebesar satu qîrâth, kecuali dengan alasan untuk berburu atau menjaga ternak. (Note: Saya agak tergelitik baca hadis ini: kok pahala punya ukuran dengan satuan berat: qirath [sekitar setengah gram, bahkan ada yang bilang sebesar gunung Uhud]?)

Dari kedua hadis itu, sebagian besar ulama, bahkan yang terhitung moderat seperti lembaga fatwa Mesir (Dar al-Ifta’ al-Mishriyyah) yang berisi ulama Al-Azhar, menyatakan: haram hukumnya memelihara anjing kecuali atas alasan untuk berburu dan menjaga ternak/rumah. Jadi, kalau memelihara anjing atas dasar hobi, menurut sebagian besar ulama, itu haram hukumnya.

***

Ada tiga hal yang perlu jadi pertimbangan sebelum kita bulat menerima kedua hadis anjing itu.

Pertama, terhadap kedua hadis di atas, tentu nalar kita dengan segera akan mengajukan banyak pertanyaan: Bukankah Al-Quran justru menghargai anjing dengan menjadikanya hewan yang terlatih untuk berburu (QS 4:107) juga bagian dari kisah magis Ashabul Kahfi? Mengapa anjing dipandang sedemikian hitamnya di hadis di atas?



Bukankah hadis shahih Bukhari sendiri juga mengisahkan seorang lelaki (menurut cerita yang populer tapi belum saya tahu validitasnya: seorang pelacur) yang masuk surga dengan wasilah memberi minum anjing yang kehausan? Bukankah kalau rumah yang ada anjingnya tak dimasuki malaikat maka orang bisa bebas berbuat dosa & tak akan mati di dalam rumah itu (sebab malaikat Izrail, Raqib, & ‘Atid masih menunggu di luar rumah)? Singkat kalimat, keliaran akal dalam mengambil kesimpulan dari hadis di atas tak bisa dibendung.

Hadis tentang memelihara anjing itu rentan jadi bahan tertawaan. Ia menyentuh bukan saja status anjing melainkan juga bangunan teologi Islam. Nyatanya, pertanyaan-pertanyaan itu sudah dirasakan oleh bukan saja orang modern, tapi ulama klasik. Maka, agar tak terjadi paradoks, sementara iman kepada malaikat adalah salah satu dari 6 rukun iman, sebagian ulama kemudian melakukan spesifikasi (takhshish).

Diketengahkan oleh Ibn Hajar al-‘Asqalani terhadap hadis “malaikat tak masuk rumah yang ada anjingnya itu” bahwa Ibn Waddhah dan al-Khattabi menyatakan: “Malaikat hafazhah (penjaga, pencatat amal) tetap ikut masuk, sebab malaikat hafazhah harus terus membersamai manusia di segala kondisi.” Sebagian ulama lain menyatakan, kata “malaikat” di situ hanya berlaku spesifik untuk Jibril, berdasar pada asbabul-wurud bahwa suatu ketika Rasulullah tiba-tiba tak mau keluar dari rumah yang ada anjingnya tersebab malaikat Jibril tak mau masuk ke dalam rumah itu, sehingga wahyu tak bisa tersampaikan.

Tentang memelihara anjing (kecuali atas tujuan syar’i) yang mengurangi pahala itu pun beda pendapat terjadi. Beda pendapat terjadi sebab satu nalar: bukankah seseorang berkurang-bertambah pahalanya sebab amalnya, dan bukan sebab anjing? Terhadap pertanyaan ini, pandangan terkuat menyatakan: pahala itu dikurangi karena si pemiara melanggar teks hadis larangan memelihara anjing itu sendiri. Sangat tampak dalam kesimpulan ini, sekalipun menyisakan banyak kritik, teks hadis itu tetap dipaksakan agar dipertahankan.

Pendapat-pendapat terkait interpretasi terhadap hadis itu amat banyak. Anda bisa membacanya di syarah hadis-hadis itu (Fath al-Bari, ‘Umdah al-Qari, & Syarh Shahih Muslim). Tentu akan memanjangkan tulisan ini jika semua pendapat diketengahkan. [Note: saya sendiri merasa capek baca komentar-komentar ulama tentang hadis itu. Pendapatnya amat beragam. Kadang-kadang, komentar mereka ada yang sangat tak logis sebab kuat terasa adanya kehendak ingin memaksakan agar hadis itu tetap bisa diterima; tidak diabaikan, sebab sudah diriwayatkan al-Bukhari]

Poin saya adalah: jelas bahwa sejak masa ulama klasik pun sudah dirasakan ada yang paradoks di dalam hadis anjing itu. Selain bertentangan dengan statemen Al-Quran bahwa setiap jiwa senantiasa diiringi oleh “malaikat” penjaga (in kullu nafsin lama ‘alayha hâfizh), hadis itu juga mengandung idhtirâb (kacau): tafsir harfiah dari hadis itu menyisakan tak sedikit silogisme yang tak sinkron dengan bangunan teologi.

***
Kedua, setelah mendapati bahwa komentar mayoritas ulama tetap berusaha agar hadis itu diterima, kita layak bertanya: Bagaimana anjing diperlakukan di masa Nabi Muhammad?

Di Shahih Bukhari sendiri terdapati riwayat, di bab Wudhu, tepat di bahwa hadis tentang pemberi minum anjing kehausan yang kemudian masuk surga: “Anjing-anjing kencing, masuk-keluar masjid di masa Nabi, dan para Sahabat tidak menyiramnya” (kânat al-kilâb tabûlu wa tuqbilu wa tudbiru fi zaman an-Nabiy shallallâhu ‘alayhi wa sallam falam yakûnû yarusysyûna syai’an min dzâlik).

Terkait hadis ini, perdebatan ulama berkisar di persoalan “mengapa para Sahabat tidak menyiramnya?” Itu bahasan tersendiri, tidak diketengahkan di tulisan ini. Tapi bahwa di masa Nabi ada anjing-anjing berkeliaran di masjid (menurut satu pendapat itu maksudnya di emperan masjid), adalah fakta sejarah yang sahih teriwayat oleh al-Bukhari.

Mungkin atas dasar fakta sejarah itulah, kemudian Mazhab Maliki—disamping alasan di bagian awal tulisan ini—menyatakan anjing itu tidak najis. Data sejarah itu merupakan the living sunnah (tradisi yang hidup). Mazhab Maliki menjadikan ‘amal ahl al-madînah (praktek kehidupan orang Madinah) sebagai salah satu sandaran epistemologis.

Data sejarah di Madinah itu menarik, sebab dengan data itu kita tahu tentang tradisi yang hidup di Madinah. Dari data itu kita tahu: Bukan sekedar di rumah, bahkan di masjid yang mestinya suci pun berkeliarannya anjing bukan persoalan yang menimbulkan anti-pati sebagaimana masyarakat muslim kini. Artinya, kenyataan itu kontradiktif dengan praktek di masyarakat muslim saat ini—khususnya di komunitas muslim bermazhab Syafi’i dan Hanbali—yang menistakan anjing.

Poin saya: data sejarah tentang anjing di Madinah di masa Nabi itu ialah sunnah. Sedangkan informasi bahwa malaikat tak masuk rumah yang ada anjingnya ialah hadis. Sunnah itu lebih umum daripada hadis. Sunnah itu kenyataan yang cair, sedangkan hadis adalah catatan yang beku. Kita mestinya tidak membekukan fakta cair itu dan mereduksinya dalam tafsiran yang simplistis nan beku sebagaimana termaktub dalam hadis.

Sunnah (tradisi) menjelaskan generasi muslim awal tiada memiliki masalah berarti dengan anjing. Problem terhadap anjing mulai membudaya sejak hadis-hadis ahad soal anjing itu menyebar luas.

***
Ketiga, hadis ahad (bukan mutawatir), meski sahih, statusnya adalah zhannyyul-wurûd (spekulatif berasal dari Nabi). Status zhanny berarti kemungkinan besar ia pernah dikatakan Nabi, tapi tetap saja ia tidak pasti 100 persen dari Nabi; tidak qath’iyyul-wurud. Yang tersepakatiqath’iyyul-wurûd ialah Al-Quran dan hadis-hadis yang mutawatir.

Bagaimana Al-Quran berbicara tentang anjing? Al-Quran tidak pernah menista anjing. Al-Quran justru memberi penghargaan bahwa anjing adalah hewan yang terlatih—bahkan yang paling terlatih—untuk diajak berburu (QS 4:107). Al-Quran mengisahkan tentang anjing yang setia menjaga Para Pemuda Gua (QS 18: 20-22).

Kalau kita sepakat bahwa yang zhanny (spekulatif) mestinya tidak boleh dominan dibanding yang qath’iy (pasti), maka kita mestinya lebih memenangkan bagaimana Al-Quran mencitrakan anjing dibanding statemen hadis yang menista anjing. Lagipula, apa yang salah terhadap anjing, padahal mazhab Maliki dan Hanafi tidak menganggapnya najis secara mutlak? Bukankah yang tidak najis pada dirinya sendiri itu adalah bukti bahwa ia juga sebagaimana hewan bersih lainnya? Sayangnya, mayoritas umat Islam lebih mengutamakan apologi, menerima hadis anjing di atas tanpa tanpa rasionalisasi; memang benar-benar tak memerlukan alasan.
***
Dari bahasan soal anjing ini, ada satu pelajaran penting: hadis-hadis itu begitu superior mencengkeram dan mendikte budaya umat Islam, bahkan kadang lebih populer dari Al-Quran sendiri. Begitu kencangnya hadis dalam membentuk adat masyarakat Islam, sampai-sampai yang sudah tahu bahwa Mazhab Maliki tak menganggap anjing itu najis pun masih tetap mengalami kegoncangan psikologis saat didekati anjing.

Budaya dominan dalam masyarakat Islam akan terus begitu selama tiada rekonstruksi, reintepretasi, reformasi, atau apalah namanya, pada bagaimana kita semestinya berinteraksi dengan hadis. Wallahu ‘alam.

Bobby, sang pelipur lara telah pergi untuk selamanya...

Bobby in loving memory Jiwa yang baik telah pergi Rabu, 26 Desember 2018. Bobby pergi dalam usia 13 tahun dengan berbagai probl...