Monday 30 May 2016

Uang Wang Duit Money

Beberapa saat lalu di Malaysia dihebohkan dengan beredarnya video di You Tube tentang keributan yang diterjadi disebuah Masjid di Kuala Lumpur. Vidoe tersebut menjadi viral. Kemudian berbagai harian surat khabar di Malaysia memberitakan tentang peristiwa pengantin laki-laki yang dipukul oleh keluarga pihak wanita karena uang tukon (uang hantaran) yang diberikan tidak cukup.

Menurut beberapa harian surat khabar memberitakan bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh kurangnya uang tukon (uang hantaran) dari pihak laki-laki kepada pihak wanita. Pada masa lamaran pihak lelaki mengatakan kesanggupan hanya akan memberikan RM7500 (sekitar Rp. 26 jutaan) akan tetapi pihak keluarga pengantin wanita meminta RM15000 (sekitar Rp. 52 jutaan ). Akhirnya pihak keluarga pengantin laki-laki menyetujuinya, tetapi akan membayar RM10,0000.00 (sekitar Rp. 35 juta) kemudian akan dibayar lagi RM5000 (sekitar 15 juta) pada hari pernikahan.

Pernikahanpun kemudian dilaksanakan disebuah masjid di Kuala Lumpur. Entah apa yang terjadi pernikahan yang seharusnya penuh khidmat dan kesakralan tetapi berubah menjadi keributan, caci maki dan dipukulnya pengantin laki-laki oleh salah seorang keluarga pengantin wanita.

Kurangnya uang tukon menjadi puncak permasalahan. Menurut pihak pengantin wanita bahwa pengantin laki-laki dipukul karena berkata kurang baik, menurut mereka wajar jika mereka menagih kekurangan uang tukon tersebut. Sebab janji adalah hutang. Masjid tempat suci untuk beribadat berubah menjadi medan perselisihan dua keluarga yang sama-sama emosi. Masjid tidak lagi menjadi tempat suci dan mulia. Emosi dan kemarahan telah melupakan fungsi masjid sesungguhnya sebagai tempat beribadah, tempat berbuat kebaikan. Masjid tidak lagi menjadikan mereka untuk bertenang hati dan pikiran  dan mereka tidak menghormati tempat ibadah. Kemarahan telah melupakan segalanya. 

Pernikahan bukanlah untuk berinvestasi, yang berhitung untung dan rugi. Pernikahan adalah penyatuan dua jiwa ke dalam sebuah ikatan suci. Pernikahan dapat diselenggarakan sesederhana mungkin bahkan ada yang memberikan mas kawin berupa bacaan alquran bahkan puisi. Menikah tidak harus bermewah-mewah. Dapat diadakan semampunya kedua belah pihak dan tidak memberatkan. Yang utama dalam sebuah pernikahan adalah ketulusan dan kasih sayang. Suami istri adalah dua sayap yang saling membantu untuk dapat terbang. Rumah tangga dibangun bersama maka harta pun dapat dicari bersama-sama. Kebahagiaan itu bukan dari materi. Jika dalam dunia ini penuh dengan orang yang mementingan materi maka cinta dapat dibeli seperti sebuah barang di supermarket. Tidak ada lagi kisah Romeo Juliet atau Jack dan Rose dalam film Titanic. Para penulis novel pun tidak lagi menulis karya tentang cinta yang melakonis.

Begitulah manusia, jika mengutamakan materi dalam kehidupan. Sehingga hati menjadi kering akan kasih sayang. Manusia hanya memikirkan diri sendiri, tidak lagi memikirkan orang lain. Seolah-olah harta akan dibawa ke alam kubur mereka. Memilih pasangan atau teman karena mereka berharta, artinya orang tersebut tidak memiliki ketulusan dan kasih sayang terhadap orang lain kecuali diri mereka sendiri. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran untuk kita mengendalikan kemarahan dan juga untuk tidak menjadikan uang sebagai tujuan utama dalam hidup kita. Yang utama adalah kasih sayang dan cinta yang tulus.

#renunganuntukdirisendiri#yangutamaadalahkasihsayangbukanharta#




No comments:

Post a Comment

Bobby, sang pelipur lara telah pergi untuk selamanya...

Bobby in loving memory Jiwa yang baik telah pergi Rabu, 26 Desember 2018. Bobby pergi dalam usia 13 tahun dengan berbagai probl...