Berita pemusnahan dengan di Euthanasia (suntik mati) 31 anjing ras oleh petugas dari Kantor Karantina Pertanian Terpadu Wilayah Kerja Gilimanuk, Kabupaten Jembarana, Bali, Selasa 15 April 2014 sangat mengejutkan banyak pihak terutama para pecinta hewan.
"Pemusnahan" dilakukan karena tidak ada pihak yang bertanggung jawab untuk melengkapi dokumen dan waktu 24 jam. Menurut informasi dari media, petugas sudah menghubungi pihak yang tertera dalam kotak kotak pengiriman anjing tersebut tapi tidak dapat dihubungi. Oleh karena tidak dapat menghubungi siapapun maka diambil keputusan untuk disuntik mati karena tidak mau ada wabah rabies.
Pertanyaannya, apakah 31 anjing itu sudah di test darah mereka? apakah mereka sudah confirm (pasti ) terkena rabies? dan apakah orang yang "berbisnis" anjing itu akan menjual anjing yang rabies? dan apakah ada pembeli yang mau membeli anjing yang terkena rabies???
Ok, Petugas melakukan tugasnya, sesuai prosedur. Sesuai peraturan dan hukum. Tindakan menjalankan tugas memang harus dilakukan. Tapi apakah tidak ada "sedikit" saja ada pertimbangan lain sebelum memutuskan untuk "membantai " mereka secara masal? apakah yang menjalankan aturan dan hukum itu kering akan hati nurani? Atau karena mereka hewan? Ya, memang mereka hanyalah seekor anjing. Meski mereka hanyalah anjing tapi mereka juga memiliki nyawa. Mereka memiliki hak untuk hidup di dunia ini.
Sebelum "membantai" mereka, apakah tidak terpikir untuk menghubungi grup pecinta hewan yang banyak di dunia maya? saya yakin para petugas itu memiliki account di media sosial, dan tinggal mencari grup tersebut maka dengan mudah didapatkan. Tidak akan mengeluarkan biaya sedikitpun untuk iklan yang mahal. Yang diperlukan adalah HATI yang penuh kasih terhadap sesama. Dengan menuliskan di dunia maya maka akan banyak orang memberikan donasi untuk biaya test darah mereka sebelum diputuskan untuk dibantai.
Jika petugas tidak mau repot melakukan test darah, cukup diumumkan di media sosial bahwa 31 anjing tersebut tidak ada yang bertanggung jawab dan Bali tidak mau ambil resiko, maka misalnya : Cukup umumkan di media sosial bahwa 31 anjing ras dikirim tanpa dokumen dari Surabaya/Jakarta dan anjing-anjing tersebut dikirim balik ke Surabaya/Jakarta, siapa saja yang mau mengadopsi dipersilahkan mengambil di pelabuhan Surabaya/Jakarta. Saya yakin akan banyak orang yang mau memelihara mereka. Iklan di media sosial itu gratis, tidak ada biaya iklan lagi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah. Itulah dahsyatnya dunia maya. Orang orangpun akan menaruh hormat atas kepedulian Dinas Pertanian dan Kehewanan Bali.
Kalau petugas "menyalahkan" kenapa si pengirim tidak melengkapi dokumen sebelum mengirim mereka. Maka hanya akan debat kusir jadinya. Masing masing akan mencari pembenaran. Jika si pengirim itu orang yang "bertanggungjawab" dan tidak hanya memikirkan hanya keuntungan maka orang tersebut tentu tidak melakukan itu. Lalu, apakah jika si pengirim lari dari tanggung jawabnya karena takut kena denda atau tidak mampu membayar tebusan lalu diambil keputusan untuk "membantai" mereka? para anjing itu harus bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan manusia untuk mereka?? manusia yang dapat untung untuk memperdagangkan mereka, manusia yang menikmati duitnya lalu anjing anjing itu yang menangung akibatnya??apakah anjing itu bisa berbicara untuk membela diri mereka???, tindakan suntik mati ini terlalu cepat diambil, para petugas yang melakukan adalah manusia yang hatinya kering kerontang dengan kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup. Saya amat sangat menyesalkan dan kecewa atas suntik mati terhadap anjing anjing tersebut. Tidak adakah solusi lain sebelum "membantai" mereka?
Kemudian, adakah pengirim tersebut sudah diselidiki? dan diberi hukuman? jika hanya dengan membunuh anjing anjing itu apakah semua masalah selesai? jika begitu, maka kejadian akan terulang kembali karena tidak ada efek "jera" kepada si pengirim? lalu apakah prosedur yang dilakukan sudah benar menurut hukum terhadap perlindungan hewan? jika mereka memang benar-benar 100% kena rabies maka tentu tidak akan melanggar perlindungan terhadap hak hidup hewan? apa sudah ada test darah yang membuktikan mereka terjangkiti rabies?
Kejadian ini sangat membuat saya sangat sedih dan menangis melihat gambar gambar di internet para petugas yang tertawa tawa dan mengambil gambar saat pembantaian itu dilakukan. Saya sungguh tidak sanggup melihat video yang beredar. Badan saya gemetar, dada saya sesak menahan rasa sakit yang amat pilu membayangkan anjing anjing tidak berdosa itu di"habisi" begitu saja. Dimana hati nurani mereka? mereka melakukan itu sama sekali tidak menampakkan rasa iba dan kasihan sedikitpun. Astagafirullah al azim. Allah SWT tidak pernah merendahkan dan menghina ciptaanNYA. Kenapa manusia dapat berubah menjadi penjagal penjagal pencabut nyawa terhadap mahklukNYA? Saya membayangkan betapa lelahnya para anjing itu tetapi sesampai ditujuan bukan makan dan minum yang mereka dapat, tapi manusia manusia yang telah menjelma menjadi penjagal penjagal pencabut nyawa telah menanti mereka untuk menyabut nyawa mereka dengan kejam.
Yang membuat saya lebih terpukul lagi adalah, kejadian itu di Pulau Bali. The Island of Gods. Di sana saya pernah tinggal, bersekolah, kuliah dan bekerja. Tempat di mana keluarga saya berkawin campur dengan orang Bali. Bali adalah kampung buat saya meski saya bukan orang Bali asli. Saya mencintai Bali dan semua orang mencintai Bali. Siapa yang tidak jatuh cinta dengan Bali? Bali yang dikenal cinta damai. Bali yang selalu saya rindukan meski sekarang saya berada di negeri orang. Bali selalu membuat hati saya damai dan tenang. Bali yang masyarakatnya luar biasa, adat istiadat yang dijunjung tinggi. Masyarakat Bali tidak pernah memusuhi anjing, masyarakat Bali ramah terhadap alam. Masyarakat Bali hidup rukun dengan alam. Masyarakat Bali selalu setiap pagi, siang dan malam melakukan ritual doa dan persembahan untuk alam, berterima kasih kepada alam beserta isinya. Bali bukan pulau yang "membantai" hewan.
Anjing, memanglah seekor hewan. Tapi mereka memiliki nyawa, sama seperti kita manusia. It is not just a dog. Its a living being with a heart and soul...
Dunia ini sungguh kejam terhadap anjing. Mereka direndahkan, dihina oleh manusia, hanya karena mereka najis. Najis (kotor) itu ada di dalam hati manusia. Kotor (najis) anjing dapat dibersihkan, tapi kotornya hati manusia tidak dapat dibersihkan oleh air, debu atau tanah sekalipun
Dunia ini sungguh kejam terhadap anjing. Mereka direndahkan, dihina oleh manusia, hanya karena mereka najis. Najis (kotor) itu ada di dalam hati manusia. Kotor (najis) anjing dapat dibersihkan, tapi kotornya hati manusia tidak dapat dibersihkan oleh air, debu atau tanah sekalipun
Masalah rabies yang pernah dulu terjadi di Bali dan ada korban manusia, mungkin ini salah pemicu atas peraturan pemusnahan, namun bukankah yang dimusnahkan adalah anjing yang terkena rabies? Lalu apakah 31 anjing itu sudah confirm (pasti) terkena rabies? sehingga mereka dibantai masal?
Pencegahan rabies adalah dengan cara memberikan vaksin kepada anjing anjing jalanan (stray dog). Tentu pemerintah tidak akan memiliki anggaran biaya untuk semua itu. Maka Dinas Pertanian dan Kehewanan dapat melakukan kerjasama dengan grup pecinta hewan dan masyarakat untuk mencari donasi untuk memberikan vaksin kepada stray dog.
Usulan untuk Dinas Pertanian dan Kehewanan Bali untuk membuat program donasi untuk stray dog kepada masyarakat dan turis. " BALI PERDULI ANJING JALANAN' / "BALI CARE FOR STRAY DOG" Saya yakin akan banyak sumbangan yang didapat, apalagi Bali adalah tujuan wisata nomor satu di Indonesia. Saya yakin akan menambah kagum masyarakat dunia kepada BALI, tidak hanya memiliki keindahan alam, adat istiadat yang menarik tapi juga memiliki masyarakat yang perduli pada hewan. Pasti akan banyak turis asing mau mengadopsi "stray dog" dari Bali, jikapun tidak di bawa pulang ke negara mereka maka mereka dapat menjadi donatur tetap bagi anjing anjing tersebut sehingga mereka bebas penyakit.
Membunuh anjing rabies adalah hal terakhir dilakukan, yang perlu dilakukan adalah PENCEGAHAN. Pemerintah, Grup Pencinta Hewan dan masyarakat dapat bekerja sama. Hal ini juga dapat dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Kehewanan di tempat lain. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, libatkan masyarakat. Sosialisasikan mengenai anjing kepada masyarakat itu adalah tugas pemerintah dan masyarakat agar seluruh lapisan masyarakat memahami bahwa anjing juga memiliki tempat di negara ini, di dunia ini.
Marilah kita berbagi dunia ini dengan mahkluk Tuhan yang lainnya. Marilah kita ciptakan damai di Bali, di Indonesia dan di dunia ini. Dunia ini diciptakan oleh Tuhan untuk kita hidup berdampingan dengan mahkluk Tuhan yang lain. Tuhan tidak ciptakan dunia HANYA untuk manusia saja tetapi juga untuk hewan dan tumbuhan.
Anjing bukan mahkluk yang tidak bermanfaat. Anjing berjasa mencari mayat mayat ketika bencana alam, anjing dapat mencari narkoba, anjing dapat membantu orang buta dan lumpuh. Bahkan seekor anjing menyelamatkan bayi manusia yang dibuang oleh ibunya dan dipeluknya untuk diberi kehangatan sebagai seorang ibu. Mana yang memiliki sifat keibuan? anjing atau manusia?
Saya menghimbau kepada semua Dinas Pertanian dan Kehewanan untuk tidak mengambil tindakan euthanasia (suntik mati) kepada anjing atau hewan yang lain sebelum ada kepastian mereka terjangkiti rabies atau penyakit lain. Jika ada kasus serupa terulang kembali, pengiriman tanpa dokumen, mohon umumkan di media sosial sehingga negara tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya iklan, tolong umumkan kepada masyarakat, mintalah masyarakat bekerjasama membantu biaya test darah atau mengadopsi mereka. Jangan bebankan kesalahan penjual hewan kepada para hewan yang tidak tahu apa apa. Mereka hewan dan kita manusia. Tolong, jangan dengan mudah mencabut nyawa mereka dengan semena semena...mereka juga makhluk Tuhan. Kita manusia bukan malaikat pencabut nyawa.
Adakah keadilan akan didapat oleh anjing anjing yang teraniya ini? akankah hukum akan berjalan?
Untuk 31 anjing yang telah di suntik mati di Bali..Rest In Peace (RIP), beristirahatlah dengan tenang di sana kawan..kalian sudah bersama pencinta kalian yang mengasihi kalian tanpa membedakan kalian dengan mahkluk lain. DIA tidak pernah merendahkan kalian sebagai ciptaanNYA. Bermainlan, berlarilah sepuas kalian di sana, tidak akan ada lagi yang menyiksa dan menyakiti kalian di sana. Kirimkan salamku untuk Bobby, BB, BJ dan Boy di sana, mereka telah duluan ada di sana..kalian baik baik di sana ya... meski kalian hanyalah anjing tapi aku menyayangi kalian semua karena kalian denganku sama sama Ciptaan Tuhan.
Sumber : http://regional.kompas.com/read/2014/04/16/0925163/31.Anjing.Ras.Disuntik.Mati.di.Bali
Sumber : http://regional.kompas.com/read/2014/04/16/0925163/31.Anjing.Ras.Disuntik.Mati.di.Bali
Catatan : Saya paham bagi yang beragama Islam maka anjing adalah Najis. Najis (kotor) itu ada di dalam hati manusia. Kotor (najis) anjing dapat dibersihkan, tapi kotornya hati manusia tidak dapat dibersihkan oleh air, debu atau tanah sekalipun. Saya seorang muslim. Sejak kecil saya diajarkan oleh kedua orangtua saya untuk mengasihi sesama mahkluk Tuhan. Saya tidak pernah menerima ajaran agama saya untuk menyakiti anjing. Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang.
#RIP#doggies#
|
Salam Goyang Buntut Untuk Semua Pecinta Hewan/Anjing
Kuala Lumpur, 18 April 2014