Monday, 6 January 2014

Orphanage ( Yatim Piatu)

"A heartbreaking image by an Iraqi artist taken in an orphanage.This little girl has never seen her mother, so she drew a mom on the ground and fell asleep with her"

Gambar ini meluruh lantakan perasaanku. Dulu ketika berkunjung ke rumah Yatim Piatu aku hanya bisa memeluk mereka sebentar, memberikan sedikit rezeki yang aku terima dari Yang Maha Kuasa, tidak ada kemampuan  yang cukup  tuntuk mengambil mereka sebagai anakku. Dan syarat mengangkat anak yatim piatu haruslah menikah. Jadi terpaksa tidak dapat meneruskan niat untuk adopsi mereka. Aku berharap suatu saat aku dapat mengambil salah satu dari mereka untuk menjadi anak anakku.
   
Gambar gadis kecil Yatim Piatu di atas  mengajarkan kita betapa "pentingnya" betapa berharganya memiliki orangtua. Selagi masih memiliki orangtua, sayangi dan hormatilah kedua orangtua kita. Sekaya, sepintar dan sehebat apapun kita, tanpa orangtua kita bukanlah siapa siapa.

Bukan berarti anak anak yang dibesarkan di Rumah Yatim Piatu tidak dapat menjadi pintar, kaya dan hebat. Takdir hidup manusia tidak pernah ada yang tahu. Selama kita mau berjuang, bekerja keras dan memiliki sikap yang baik, jujur, rendah hati dan tidak sombong maka pintu rezeki akan terbuka dari segala arah. Tidak sedikit anak yatim piatu berhasil dalam hidup mereka. Dan tidak sedikit pula anak anak yang memiliki orang tua lengkap gagal dalam hidup mereka.  Hidup ini adalah pilihan. Kita yang memilih, apakah kita memilih menjadi orang baik atau tidak.

Bagi saudara saudara yang memiliki kemampuan, mari kita berikan kasih sayang kepada anak anak yatim piatu dengan mengambil mereka sebagai anak, memberikan mereka pelukan, ciuman, dukungan seorang Ibu dan Ayah, mereka tidak hanya memerlukan dana dari kita setiap bulannya atau mengundangan mereka berbuka puasa di bulan ramadhan  tapi mereka memerlukan " kasih sayang"

Di Panti Asuhan banyak sekali anak anak yang memerlukan kasih sayang kita, jangan tanyakan " bibit bebet bobot" dan anak haram atau bukan. Seorang anak tidak membawa beban dosa orang tua mereka. Ada yang mengkawatirkan anak anak tersebut dari "keturunan" tidak baik. Setiap anak dilahirkan suci. Mereka tidak mewarisi dosa dosa orang tua mereka.

Anak anak terlahir tanpa dosa. Anak anak itu bagaikan kertas putih, tergantung bagaimana kita mewarnai hidup mereka. Jika kita besarkan mereka dengan kebencian maka akan tumbuh anak anak yang hidupnya dikelilingi oleh kebencian. Jika kita warnai hidup mereka dengan kasih sayang, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang menyayang, sopan dan berhati lembut.

Anak seorang kyai, tidak selalu pandai mengaji dan berperilaku baik. Anak seorang guru tidak selalu pintar dan sopan. Anak seorang preman ada yang pandai mengaji dan pintar di sekolah serta memiliki kelembutan hati. Seorang preman dan seorang penyanyi bar, bukan berarti membesarkan anak anak  mereka dengan "keburukan". Bahkan seorang perempuan menjadi pelacurpun karena ingin menyekolahkan anaknya, untuk menjadi manusia yang baik, berhasil dan bermanfaat bagi kehidupan.

Jangan mengukur seseorang dari pendidikan dan pekerjaan mereka. Belum tentu orang yang "berpendidikan" dapat menjadi orangtua yang baik untuk anak anak mereka. Dan belum tentu orang yang "tidak berpendidikan" akan mengajarkan hal buruk kepada anak anak mereka.  Hati itu tidak hanya dimiliki oleh orang orang yang perpendidikan dan kaya. Orang tidak berpendidikan dan miskin juga memiliki hati. Kebaikan hati seseorang tidak dapat diukur dari pendidikan dan status sosial.

Hati itu berasal dari dalam jiwa.  Untuk para orang tua, baik yang telah memiliki anak ataupun belum, jangan ragu untuk mengangkat anak anak yang kurang beruntung dari Rumah Yatim Piatu atau dimanapun mereka berada. Kebaikan hati dan jiwa anda semua akan menular kepada mereka. Anak yang tumbuh dalam kebaikan, akan jauh dari kebencian dan keburukan. 

Mari kita warnai anak- anak dengan hal yang baik. Lupakan mengenai asal usul, jenis kulit, agama dan keturunan. Kehidupan kita akan lebih bermakna jika berbagi. Mari kita menjadi orangtua untuk anak anak yang kurang beruntung itu, mereka setiap hari berharap akan ada "orangtua" yang akan menjemput mereka pulang..

#Anak Yatim Piatu#Panti Asuhan#Adopsi#Yatim#Piatu#Berbagi Kasih#Beramal#

Bobby, sang pelipur lara telah pergi untuk selamanya...

Bobby in loving memory Jiwa yang baik telah pergi Rabu, 26 Desember 2018. Bobby pergi dalam usia 13 tahun dengan berbagai probl...