"A heartbreaking image by an Iraqi artist taken in an
orphanage.This little girl has never seen her mother, so she drew a mom
on the ground and fell asleep with her"
Gambar ini meluruh lantakan perasaanku. Dulu ketika berkunjung ke rumah Yatim Piatu aku hanya bisa memeluk mereka sebentar, memberikan sedikit rezeki yang aku terima dari Yang Maha Kuasa, tidak ada kemampuan yang cukup tuntuk mengambil mereka sebagai anakku. Dan syarat mengangkat anak yatim piatu haruslah menikah. Jadi terpaksa tidak dapat meneruskan niat untuk adopsi mereka. Aku berharap suatu saat aku dapat mengambil salah satu dari mereka untuk menjadi anak anakku.
Gambar gadis kecil Yatim Piatu di atas mengajarkan kita betapa "pentingnya" betapa berharganya memiliki orangtua. Selagi masih memiliki orangtua, sayangi dan hormatilah kedua orangtua kita. Sekaya, sepintar dan sehebat apapun kita, tanpa orangtua kita bukanlah siapa siapa.
Bukan berarti anak anak yang dibesarkan di Rumah Yatim Piatu tidak dapat menjadi pintar, kaya dan hebat. Takdir hidup manusia tidak pernah ada yang tahu. Selama kita mau berjuang, bekerja keras dan memiliki sikap yang baik, jujur, rendah hati dan tidak sombong maka pintu rezeki akan terbuka dari segala arah. Tidak sedikit anak yatim piatu berhasil dalam hidup mereka. Dan tidak sedikit pula anak anak yang memiliki orang tua lengkap gagal dalam hidup mereka. Hidup ini adalah pilihan. Kita yang memilih, apakah kita memilih menjadi orang baik atau tidak.
Di Panti Asuhan banyak
sekali anak anak yang memerlukan kasih sayang kita,
jangan tanyakan " bibit bebet bobot" dan anak haram atau bukan. Seorang anak
tidak membawa beban dosa orang tua mereka. Ada yang mengkawatirkan anak anak tersebut dari "keturunan" tidak baik. Setiap anak dilahirkan suci. Mereka tidak mewarisi dosa dosa orang tua mereka.
Anak anak terlahir tanpa dosa. Anak anak itu bagaikan kertas putih, tergantung bagaimana kita mewarnai hidup mereka. Jika kita besarkan mereka dengan kebencian maka akan tumbuh anak anak yang hidupnya dikelilingi oleh kebencian. Jika kita warnai hidup mereka dengan kasih sayang, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang menyayang, sopan dan berhati lembut.
Anak seorang kyai, tidak selalu pandai mengaji dan berperilaku baik. Anak seorang guru tidak selalu pintar dan sopan. Anak seorang preman ada yang pandai mengaji dan pintar di sekolah serta memiliki kelembutan hati. Seorang preman dan seorang penyanyi bar, bukan berarti membesarkan anak anak mereka dengan "keburukan". Bahkan seorang perempuan menjadi pelacurpun karena ingin menyekolahkan anaknya, untuk menjadi manusia yang baik, berhasil dan bermanfaat bagi kehidupan.
Mari kita warnai anak- anak dengan hal yang baik. Lupakan mengenai asal usul, jenis kulit, agama dan keturunan. Kehidupan kita akan lebih bermakna jika berbagi. Mari kita menjadi orangtua untuk anak anak yang kurang beruntung itu, mereka setiap hari berharap akan ada "orangtua" yang akan menjemput mereka pulang..
#Anak Yatim Piatu#Panti Asuhan#Adopsi#Yatim#Piatu#Berbagi Kasih#Beramal#